The Portrayal of Westernized Chinese-Americans in Kevin Kwan’s Crazy Rich Asians

Generasi pertama imigran cenderung berpegang teguh pada budaya asal mereka. Mimikri dan ambivalensi sebagai efek pascakolonialisme dapat digunakan sebagai cara untuk beradaptasi. Namun, westernisasi dapat terjadi karena yang dijajah telah berhasil meniru para penjajah. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Rachel Chu dan Nick Young sebagai representasi generasi pertama dari budaya Cina digambarkan sebagai orang Cina-Amerika yang telah mengalami westernisasi dalam novel Crazy Rich Asians karya Kevin Kwan. Crazy Rich Asians karya Kevin Kwan dipilih sebagai objek material penelitian karena efek kolonialisasi dalam konteks westernisasi adalah salah satu masalah sosial yang saat ini terjadi di masyarakat, terutama di Amerika. Peneliti menggunakan pendekatan pascakolonial terhadap sastra dalam menganalisis data. Sumber data primer adalah percakapan yang dipilih yang diucapkan oleh karakter beserta narasi yang ada di dalam novel Crazy Rich Asians. Subjek yang dipilih adalah Rachel Chu dan Nick Young sebagai representasi dari generasi pertama orang Cina-Amerika. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa ada beberapa jejak pascakolonial. Salah satunya adalah gerakan diaspora yang terjadi pada keluarga Rachel dan Nick. Hal ini menyebabkan mereka harus tumbuh besar di negara-negara barat. Dalam prosesnya, baik Rachel maupun Nick mengalami westernisasi dan berhasil meniru beberapa prinsip orang Amerika seperti kebebasan individu, privasi, keterusterangan, kesetaraan, dan informalitas. Konsep ambivalensi terjadi pada Nick karena ia mengetahui bahwa ada perbedaan besar antara budaya barat dan budaya Cina. Akibatnya, Rachel dan Nick gagal memahami budaya Cina yang meliputi aturan, prinsip, dan etika tertentu yang masih dipatuhi orang tua mereka. Penulis menyarankan peneliti berikutnya untuk menggunakan pendekatan sosiologi untuk menemukan adanya stereotip terhadap orang Cina-Amerika dalam novel ini