Tindak Tutur Aimai Hyougen Terhadap Pelanggaran Prinsip Kerjasama Dalam Percakapan Orang Jepang Seharihari.

Pada penelitian ini, Aimai Hyougen dikaji dengan ilmu pragmatik cabang ilmu tindak tutur yang terdiri dari tindak tutur lokusi, tindak tutur ilokusi, dan tindak tutur perlokusi. Supaya komunikasi dapat berjalan dengan lancar, penutur harus menaati empat maksim prinsip kerjasama. Yaitu terdiri dari maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim relevansi, dan maksim cara. Akan tetapi, banyak ditemukan pelanggaran prinsip kerjasama pada tuturan Aimai Hyougen dalam percakapan Masyarakat Jepang sehari-hari. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) jenis-jenis pelanggaran prinsip kerjasama pada tuturan Aimai Hyougen, (2) jenis-jenis tindak tutur dari tuturan Aimai Hyougen yang melanggar prinsip kerjasama, dan (3) penyebab dan akibat dari pelanggaran prinsip kerjasama. Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif fenomenologis. Sumber data yang digunakan adalah Buku Nameraka Nihongo Kaiwa Karya Yoko Tomisaka. Sedangkan data yang diambil berupa tuturan Aimai Hyougen yang melanggar prinsip kerjasama. Pengumpulan data dilakukan dengan metode studi pustaka yaitu menelaah buku yang berhubungan dengan masalah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 15 tuturan Aimai Hyougen yang melanggar prinsip kerjasama, meliputi pelanggaran maksim kuantitas (4), pelanggaran maksim kualitas (0), pelangaran maksim relevansi (2), dan pelanggaran maksim cara (9). Serta peneliti menggolongkan hasil data berdasarkan tindak tutur, yaitu tindak tutur lokusi (2), tindak tutur ilokusi (10), dan tindak tutur perlokusi (3)