Analisis Profitabilitas Usaha Abon Jamur Tiram Pada Cv Ailani Food Malang

Abon adalah jenis makanan berbentuk serat yang pada umumnya terbuat dari olahan daging ayam atau daging sapi. Namun CV Ailani Food berhasil menciptakan abon yang terbuat dari jamur tiram putih. Jamur tiram putih dapat dijadikan alternatif lain sebagai pengganti daging, sehingga dapat dikonsumsi oleh vegetarian. Abon Jamur Ailani bebas dari unsur hewani, tidak mengandung pengawet, dan juga penguat rasa. Kandungan pada produk tersebut membuat Abon Jamur Ailani sebagai produk makanan sehat. CV Ailani Food adalah pelopor abon jamur tiram pertama di Indonesia yang sudah berdiri sejak tahun 2010. Tujuan utama didirikannya usaha ini adalah murni bisnis dimana pemilik usaha ingin memperoleh keuntungan atas penjualan produknya. Target utama CV Ailani Food adalah bagaimana perusahaan bisa memperoleh keuntungan yang besar dengan memproduksi dan menjual produk abon jamur dalam jumlah banyak. Namun apabila perusahaan tidak mampu memproduksi dan menjual produknya dalam jumlah yang tepat, maka perusahaan dapat menderita kerugian. Laba dapat diperoleh ketika produk yang diproduksi dapat terjual sesuai dengan jumlah yang diproduksi. Apabila jumlah produksi lebih tinggi dari jumlah penjualan akan mengakibatkan laba yang diperoleh kurang maksimal. Sehingga penentuan jumlah produksi perlu dilakukan untuk dapat dijadikan acuan dalam menghasilkan produk agar produk tersebut dapat terhindar dari penumpukan stok dan perusahaan dapat mengoptimalkan laba. Penurunan jumlah produksi yang terjadi pada CV Ailani Food selama periode tahun 2017 hingga 2018 dapat mempengaruhi laba perusahaan. Perusahaan perlu melakukan perencanaan yang baik terhadap jumlah produksinya agar bisa memperoleh laba yang optimal. Oleh karena itu, studi ini bertujuan untuk menganalisis (1) jumlah produksi dan harga minimum abon jamur agar perusahaan CV Ailani Food tidak menderita kerugian dan (2) tingkat profitabilitas usaha pengolahan abon jamur tiram di CV Ailani Food selama periode tahun 2017-2018. Penelitian dilaksanakan di CV Ailani Food, Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang pada bulan Desember 2018 hingga Januari 2019. Data yang digunakan dalam penelitian berupa data primer. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis data kuantitatif dengan menghitung nilai titik impas (break-even point), marginal income ratio (MIR), margin of safety (MOS), dan tingkat profitabilitas usaha Abon Jamur Ailani selama periode tahun 2017 hingga tahun 2018. Data yang dikumpulkan diolah dengan Microsoft Excel. Hasil yang diperoleh ditampilkan dalam bentuk tabel untuk memudahkan proses analisis. Hasil studi menunjukkan dari perhitungan rata-rata nilai BEP Unit CV Ailani Food selama periode tahun 2017 hingga 2018 diketahui bahwa perusahaan minimal harus memproduksi Abon Jamur Ailani sebesar 235 kemasan per bulannya di tahun 2017, sedangkan di tahun 2018 perusahaan minimal harus memproduksi abon jamur sebanyak 253 kemasan per bulan untuk menghindari kerugian. Namun pada kenyataannya, CV Ailani Food telah mampu memproduksi abon jamur di atas titik impas dan memperoleh penerimaan yang besar. Tingginya jumlah produksiii dan penerimaan aktual dibandingkan kondisi impasnya dikarenakan produk Abon Jamur Ailani merupakan produk utama CV Ailani Food yang sudah “branding” atau dikenal banyak orang dan dipasarkan di banyak daerah sehingga jumlah produksinya lebih besar dibandingkan produk CV Ailani Food lainnya. Jumlah produksi dan penerimaan aktual usaha Abon Jamur Ailani sudah berada di atas titik impas sehingga perusahaan tidak menderita kerugian. Nilai MIR usaha Abon Jamur Ailani dari bulan Januari hingga Desember menunjukkan bahwa rata-rata nilai MIR per bulan yang diperoleh perusahaan adalah sebesar 43 persen di tahun 2017 dan 40,2 persen di tahun 2018 untuk menutup biaya tetap dan memperoleh laba. Nilai tersebut masih berada di bawah 50 persen yang berarti proporsi biaya variabel yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi Abon Jamur Ailani per bulannya masih lebih besar dibanding proporsi penerimaan dari hasil penjualan produk. Hasil perhitungan nilai MOS dari bulan Januari 2017 hingga Desember 2018 menunjukkan bahwa rata-rata nilai MOS per bulan yang diperoleh perusahaan adalah sebesar 87,3 persen di tahun 2017 dan 83,5 persen di tahun 2018. Nilai tersebut berada di atas 50 persen yang berarti kondisi perusahaan sudah baik karena tingkat keamanan usaha abon jamur dalam menurunkan jumlah produksi tinggi. Rata-rata tingkat profitabilitas per bulan dari usaha abon jamur adalah sebesar 37,5 persen di tahun 2017 dan 33,6 persen di tahun 2018. Dari hasil perhitungan rata-rata tingkat profitabilitas diketahui terjadi penurunan tingkat profit perusahaan di tahun 2018 sebesar 3,9 persen atau sekitar Rp 3.977.875,1 per bulan akibat penurunan jumlah produksi abon jamur. Namun penurunan tersebut tidak menyebabkan perusahaan mengalami kerugian karena penurunan jumlah produksi yang terjadi masih berada dalam tingkat aman