Kapabilitas Dinamis Usaha Coffee Shop and Roastery di Kota Malang

Indonesia pada umumnya telah menjadikan minum kopi menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari terutama bagi orangtua dan sekarang juga anak-anak muda dan remaja. Pertumbuhan peminum kopi di Indonesia berkembang pesat, lebih daripada pertumbuhan dunia, yaitu 8% untuk pertumbuhan peminum kopi Indonesia sedangkan pertumbuhan peminum kopi dunia hanya mencapai 6%. sehingga membuka peluang bagi pelaku bisnis untuk membuka coffee shop dalam mengembangkan coffee shop menjadi coffee shop and roastery. Sehingga coffee shop and roastery di Kota Malang akan semakin meningkat,persaingan juga akan meningkat,untuk menanggapi persaingan bisnis yang semakin kompetitif maka perlu dilakukannya strategi pengembangan yang dilakukan produsen untuk meningkatkan sistem manajerialnya. Hal tersebut yang mengharuskan pihak manajemen coffee shop and roastery harus mengambil keputusan yang tepat dalam memasarkan produknya agar dapat meraih pangsa pasar yang lebih besar serta dapat terus mengembangkan usahanya ditengah tingginya tingkat persaingan bisnis dengan cara mencari alternatif strategi yang tepat. Saat ini, coffee shop and roastery telah banyak mengembangkan konsep usahanya, dari coffee shop menjadi roastery. Penelitian ini mencoba menganalisis kapabilitas dinamis (sensing,seizing,transforming) dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif dengan metode statistik deskriptif, penentuan lokasi penelitian ini dilakukan secara purposive, dengan informan berjumlah 8 owner coffee shop and roastery dengan menggunakan teknik snowball. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi,dan audio visual. Hasil penelitian ini elemen yang pertama dilakukan adalah sensing, owner coffee shop and roastery telah melihat dan memprioritaskan 9 sumber daya, yaitu modal,alat produksi,bahan baku,lokasi usaha, sumberdaya manusia, khas coffee shop (konsistensi), relasi,informasi,dan skill. Sumberdaya yang tergolong sangat penting adalah alat produksi, bahan baku, dan khas coffee shop(konsistensi). Elemen kedua yaitu seizing owner coffee shop and roastery melakukan strategi dalam mendapatkan bahan baku (kopi) dalam bentuk green been dengan membeli ke petani maupun ke supplier, modal didapatkan dengan cara menabung, alat produksi milik sendiri, lokasi usaha diperoleh dengan menyewa dan milik sendiri, sumberdaya manusia dilakukan dengan rekrutmen, relasi diperoleh dengan mengikuti komunitas, skill diperoleh dengan mengikuti training class atau berdasarkan pengalaman, dan khas coffee shop (konsistensi) diperoleh dengan cara melakukan racikan dari mesin roastery yang membedakan dengan coffee shop lain dengan berdasarkan konsistensi yang dilakukan coffee shop agar dapat berciri khas dan memiliki keunikan dari coffee shop and roastery yang lainnya. Elemen yang ketiga adalah transforming yang di lakukan owner coffee shop and roastery sehingga terjadi peningkatan omzet penjualan yaitu perbaikan manajemen SDM, penyempurnaan produk, adanya peningkatan dalam penjualan dan pemasaran terutama dalam khas coffee shop