Representasi Sosial Masyarakat terhadap Konsep Desa Wisata, Desa Sumberputih, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan representasi sosial masyarakat di objek wisata Hutan Pinus Semeru terhadap konsep desa wisata khususnya di Desa Sumberputih, dan (2) Menganalisis dan mendeskripsikan antara hubungan representasi sosial masyarakat yang ditinjau dari sapta pesona. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, untuk responden yang diteliti ialah sebanyak 100 responden yang terbagi menjadi dua tahap, 50 pada tahap anchoring dan 50 pada tahap pengelompokkan, yang di tentukkan dengan teknik penentuan sampel Purposive Sampling dan Accidental Sampling. Pengumpulan data yang dilakukan dengan kuesioner, wawancara, pengamatan dan dokumentasi. Sedangkan untuk hasil representasi sosial masyarakat terbentuk menjadi dua yaitu anchoring dan pengelompokkan. Pengelompokkan yang akan mendapatkan pengkatagorian dari representasi sosial masyarakat dan wisatawan. Kemudian hasil dari pengkatagorian di analisis menggunakan analisis komponen utama (Principal Component Analysis) dan analisis korelasi. Analisis komponen utama dilakukan untuk membantu mengetahui hasil dari representasi sosial masyarakat terhadap konsep desa wisata dengan mendapatkan komponen utama dari variabel representasi yang ada, selanjutnya untuk analisis korelasi dilakukan untuk membantu peneliti mengetahui hubungan representasi sosial masyarakat dengan unsur sapta pesona. Analisis korelasi yang digunakan yaitu analisis korelasi Spearman. Hasil dari representasi sosial masyarakat terhadap konsep desa wisata ini yaitu sejuk, penasaran, indah, objek, dan ekonomi. Sejuk merupakan kata yang memiliki nilai yang tertinggi sebesar 50 %. Hal tersebut menujukkan bahwa kata yang paling mempresentasikan wisata Hutan Pinus Semeru, karena wisata ini memiliki banyak pohon pinus yang memberikan kesejukan dan kesegaran pada saat berada di sekitar wisata Hutan Pinus Semeru. Hasil analisis komponen utama (Principal Component Analysis) pada penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 1 komponen yang terbentuk dalam 5 variabel dari objektifikasi. Komponen 1 diberi nama keadaan objek wisata yang terdiri dari penasaran, objek, dan ekonomi. Berdasarkan nilai total variansi dari 1 komponen utama yang terbentuk mampu menjelaskan keseluruhan hasil representasi sosial masyarakat sebesar 37.518 %. Hasil hubungan representasi sosial dengan unsur sapta pesona di wisata Hutan Pinus Semeru menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara 2 variabel. Sejuk representasi sosial dengan indah unsur sapta pesona karena hasil nilai signifikansi sebesar 0.015 dimana hasil tersebut < 0.05. Sejuk representasi sosial dengan kenangan unsur sapta pesona karena hasil nilai signifikansi sebesar 0.011 dimana hasil tersebut < 0.05. Penasaran representasi sosial dengan bersih unsur sapta pesona karena hasil nilai signifikansi sebesar 0.025 dimana hasil tersebut < 0.05. Ketiga variabel tersebut dapat mewakili hubungan yang nyata, tetapi secara keseluruhan nilai tingkat koefisien korelasi yang rendah dan sangat rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam penerapan sapta pesona di wisata viii Hutan Pinus Semeru belum berjalan dengan maksimal dan perlu adanya dukungan dari pihak terkait dalam melakukan pengembangan objek wisata Hutan Pinus Semeru