Implementasi Program Kota Tanpa Kumuh dalam Perspektif Fungsi Administrasi (Studi pada Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Depok dan di Kelurahan Depok Kota Depok)

Penelitian terkait Implementasi Program Kota Tanpa Kumuh dalam perspektif fungsi administrasi mendasar pada, kawasan permukiman di perkotaan saat ini. Kawasan perkotaan memiliki permasalahan yang sangat khas yaitu permukiman kumuh. Permintaan akan lahan yang tinggi tidak sebanding dengan jumlah luas lahan yang ada, kepadatan penduduk yang terus meningkat menjembatani terbentuknya permukiman kumuh di Kota Depok. Peraturan Menteri PUPR Nomor 2 Tahun 2016 tentang peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh, Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, Ditjen Cipta Karya membuat suatu program yang bernama Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU). Program ini dibentuk untuk mengatasi permukiman kumuh yang ada di Indonesia, salah satu kota yang masuk kedalam fokus program ini yaitu Kota Depok, yang memiliki luasan permukiman kumuh yang cukup besar. Maka dari itu dalam pelaksanaan program Kota Tanpa Kumuh perlu didasarkan pada fungsi administrasi agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif hal itu bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan program kota tanpa kumuh yang di lakukan oleh tim KOTAKU di bawah naungnan Dinas Perumahan dan Permukiman di Kelurahan Depok dalam perspektif fungsi administrasi yang terdiri dari Planning, Organizing, Staffing, dan Directting serta untuk mengetahui apakah dengan diimplementasikan program KOTAKU di Kelurahan Depok mampu mengurangi kawasan kumuh yang ada. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti yaitu melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrument penelitian terdiri dari peneliti sendiri, pedoman wawancara, dan perangkat penunjang yang digunakan pada saat peneliti melakukan observasi di lapangan. Dalam menganalisis data penelitian, peneliti mengacu pada metode yang dikemukakan oleh Miles, Huberman, dan Saldana. Berdasarkan hasil penelitian, pelaksanaan program kota tanpa kumuh di Kelurahan Depok belum baik, hal tersebut didasari dengan dilaksanakannya program kota tanpa kumuh berdasarkan fungsi administrasi yang diajukan peneliti pada fokus penelitian. Namun sejalan dengan itu masih terdapat beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki untuk mendapatkan hasil yang optimal seperti contoh dalam proses Organizing dan Staffing. Adapun pelaksanaan program KOTAKU dalam mengurangi kawasan kumuh di Kelurahan Depok dapat dikatakan berhasil dalam pelaksanaanya hal itu dapat dibuktikan dengan berkurangnya besaran wilayah kumuh di Kelurahan Depok serta, terbangunnya pemenuhan akan perbaikan wilayah di Kelurahan Depok dalam menjawab beberapa indikator kekumuhan