Implementasi Program Elektronik Warung Gotong Royong Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan (EWarong KUBE PKH) di Kota Malang (Studi Pada E-Warong KUBE PKH dan E-Warong KUBE PKH Tanjungrejo Bersatu)

Penelitian ini dilakukan atas dasar keingintahuan penulis dalam implementasi program elektronik warung gotong royong kelompok usaha bersama program keluarga harapan (e-Warong KUBE PKH) di Kota Malang. Kemiskinan masih menjadi permasalahan di Indonesia. Langkah Pemerintah Indonesia dalam usaha pengentasan kemiskinan adalah dengan membuat program e-Warong KUBE PKH. Program tersebut merupakan program aksi dari kebijakan Peraturan Menteri Sosial Nomor 25 Tahun 2016 Tentang Bantuan Pengembangan Usaha Melalui e- Warong KUBE PKH. Kota Malang merupakan kota pertama di Indonesia tempat diluncurkannya program tersebut. Pertama peneliti ingin meneliti bagaimanakah implementasi program e-Warong KUBE PKH di Kota Malang (studi pada e- Warong KUBE PKH Maju Sejahtera dan e-Warong KUBE PKH Tanjungrejo Bersatu). Kedua apa saja hambatan dalam implementasi program e-Warong KUBE PKH di Kota Malang. Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Peneliti menggunakan teori model kesesuaian oleh David C. Korten (dalam Akib dan Tarigan, 2008: 11) dengan melihat kesesuaian antara elemen program, pelaksanaan program dan kelompok sasaran. Metode analisis yang digunakan adalah metode interaktif Miles, Huberman, dan Saldana. Dalam penelitian ini terdapat empat tahapan penelitian, yaitu pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi program e-Warong di dua e-Warong yang ada di Kota Malang belum optimal. Ketidakoptimalan tersebut disebabkan ketidaksesuaian pada elemen pelaksanaan program. Kesesuaian ditemukan pada elemen program dan elemen kelompok sasaran. Sumberdaya lain penunjang keberhasilan program sudah tersedia. Kondisi sosial masyarakat terkait implementasi program adalah mendukung dan kondisi ekonomi kelompok masyarakat penerima bantuan BPSU melalui e-Warong KUBE PKH sudah tepat. Hambatan implementasi program e-Warong didapati dilingkungan Dinas Sosial Kota Malang, Bank BNI dan e-Warong. Saran peneliti yakni: (i) Segera dilakukan pengangkatan Kabid PFM dan Pemberdayaan Sosial oleh Pemerintah Kota Malang. (ii) Bank BNI harus meningkatkan pengawasan terhadap sistem perbankannya, komunikasi petugas ABB ke pengurus dan penyelia e-Warong juga perlu ditingkatkan. (iii) Perlu dilakukan sosialisasi lanjutan terkait peraturan program e- Warong KUBE PKH kepada pengurus dan penyelia e-Warong KUBE PKH di Kota Malang agar permasalahan yang ada di e-Warong bisa diminimalisir