Pengaruh Komposisi Adsorben Serbuk Genteng Tanah Liat dan Zeolit Terhadap Penyerapan Gas CO2 Pada Purifikasi Biogas

Kebutuhan akan bahan bakar minyak yang didapatkan dari energi fosil semakin meningkat seiring dengan perkembangan jaman sehingga harus dicari sumber energi alternatif. Salah satu energi alternatif yang diperoleh dari pengolahan biomassa adalah biogas yang didapatkan dari kotoran hewan ternak seperti sapi atau kuda melalui proses degradasi bakteri biomassa dalam kondisi anaerob di digester (tempat penampung biogas). Hasil dari anaerobik digestion tersebut adalah methana, karbon dioksida, hidrogen sulfida, ammonia dan biomass baru. Akan tetapi, biogas memiliki kandungan gas karbon dioksida (CO2) yang berpengaruh terhadap nilai energi pembakaran, sehingga diperlukan proses purifikasi secara adsorpsi untuk memisahkan gas CH4 dengan zat pengotor tersebut untuk mendapatkan kualitas biogas yang lebih baik. Pada penelitian ini akan diuji pengaruh komposisi adsorben serbuk genteng tanah liat dan zeolit dengan variasi komposisi campuran adsorben genteng tanah liat 75% : 25% zeolit dan zeolit 75%:25% genteng tanah liat dengan berat total 400 gram. Biogas yang digunakan merupakan campuran dari volume gas CH4 sebesar 50% dan volume gas CO2 sebesar 50% dengan laju aliran 3 L/menit yang dicampur di dalam gas mixer. Gas hasil purifikasi diuji kandungannya dengan menggunakan Gas Chromatography untuk dilihat penurunan kadar CO2 lalu dicari nilai efektifitas dan nilai kalor biogas. Dari penelitian ini didapatkan hasil variasi pada komposisi zeolit 75% serbuk genteng 25% menit ke–20 menunjukkan kadar terendah CO2 yaitu 32,72% dengan efektifitas penyerapan CO2 sebesar 34,56%. 2. Nilai kalor pembakaran biogas (CH4) tertinggi diperoleh pada komposisi adsorben zeolit 75% serbuk genteng 25% pada menit ke–20 dengan nilai kalor pembakarannya sebesar 19026 kJ/m3. Variasi dengan komposisi zeolit 75% serbuk genteng 25% dapat menurunkan persentase gas CO2 lebih baik dibandingkan dengan komposisi serbuk genteng 75% zeolit 25% dikarenakan setelah dilakukan uji SEM pada kedua adsorben ukuran butir pada zeolit fine sangat beragam dan lebih kecil dibandingkan dengan ukuran butir pada serbuk genteng, yang menyebabkan luas kontak permukaan antara zeolit dengan zat adsorbat menjadi lebih besar sehingga gas CO2 yang terserap lebih banyak dibandingkan luas permukaan kontak antara zat adsorbat dengan serbuk genteng