Pemaknaan Remaja di Kota Malang terhadap Konten Instagram @awkarin

Salah satu situs jeajaring social yang paling digemari saat ini adalah Instagram. Salah satu fenomena yang muncul dari adanya instagram adalah munculnya selebgram. Selebgram ini memiliki jumlah pengikut yang banyak di instagram sehingga banyak dilirik oleh pengusaha bisnis online. Salah satu selebgram yang memiliki banyak followers adalah Awkarin. Awkarin memiliki lebih dari 4 juta followers yang sebagian besar adalah remaja. Remaja sendiri merupakan usia dimana seorang anak yang beralih ke dewasa berusaha mencari jati dirinya. Pencarian jati diri ini biasa dilakukan dengan memperhatikan atau meniru orang lain yang ia anggap bisa menjadi panutan. Dalam skripsi ini, penulis akan berupaya menganalisis bagaimana pemaknaan para remaja yang ada di Kota Malang mengenai konten instagram Awkarin yang di dalamnya mengandung unsur gaya hidup hedonism menggunakan analisis resepsi Stuart Hall. Gaya hidup hedonism ini dilihat dari bagaimana Awkarin membelanjakan uangnya, memanfaatkan waktu luang, serta dalam memilih prioritas dalam hidupnya. Penulis berpendapat bahwa secara tekstual dengan analisis semiotika Roland Barthes, konten instagram Awkarin mengandung unsur gaya hidup hedonism. Dengan menerapkan konsep encoding-decoding milik Stuart Hall (1973), peneliti melihat adanya pemaknaan yang berbeda dari masing-masing golongan remaja, yaitu remaja awal, tengah, dan akhir. Perbedaan ini dibagi ke dalam tiga posisi pembaca menurut Stuart Hall, yaitu dominant hegemonic code, negotiated code, dan opposotional position code. Hasilnya, ternyata memang latar belakang social, pendidikan, usia, dan keluarga berpengaruh terhadap pemaknaan mereka terhadap konten instagram Awkarin