Pemaknaan Warga Jakarta Pendukung Ahok Terhadap Teman Ahok

Februari 2017 menjadi ajang panggung calon gubernur DKI Jakarta untuk melakukan kampanye pada PILKADA 2017-2021. Warga DKI Jakarta memiliki hak pilih terhadap calon gubernur dengan visi dan misi masing-masing. Salah satu gubernur Basuki Tjahja Purnama atau akrab disapa “Ahok” memutuskan untuk maju dalam ajang PILKADA 2017-2021 dengan memilih jalur independen. Jalur independen merupakan jalur yang tidak menggunakan dukungan partai politik sebagai basis dukungan. Pilihan Ahok untuk menempuh jalur independen disertai dukungan organisasi Teman Ahok. Teman Ahok merupakan Organisasi Relawan yang khusus mendampingi Ahok selama masa kampanye. Gerakan yang sukses menarik atensi public ialah pengumpulan Satu Kuta KTP untuk syarat pencalonan Ahok. Teman Ahok berperan untuk membantu memperbaiki nama Ahok sebagai calon gubernur. Keberhasilan Teman Ahok sebagai organisasi relawan dalam mewujudkan independensi calon pemimpin tak terlepas dari dukungan masyarakat Jakarta pendukung Ahok. Makna dari organisasi Teman Ahok sebagai relan dapat dilihat Konstruksi sosial dimana makna terbentuk berdasarkan konstuksi. Makna yang terbentuk selanjutnya akan memunculkan sikap untuk menjadi preferensi terhadap situasi berikutnya. Konstruksi Sosial dapat menjelaskan asal makna dan perubahan makna melalui proses eksternalisasi, objektifikasi dan internalisasi. Pengalaman dan pemaknaan sebagai fokus yang akan diungkap dijabarkan menggunakan Metode Deskriptif Kualitatif dengan acuan paradigma konstruktivis sebagai alur pemikiran. Hasil dari penelitian ini mengungkap bahwa warga Jakarta pendukung Ahok terdapat perbedaan pandangan tentang organisasi Relawan yang bergerak di bidang politik melalui eksternalisasi, objektivikasi dan internalisasi