Konsep Wayfinding di Kawasan Perumahan Sawojajar 1 Kecamatan Kedungkandang Kota Malang

Salah satu kebutuhan manusia yang tinggal di perkotaan adalah hidup secara aman dan tanpa membuang waktu (Topcu, 2012). Keterhubungan antara manusia dengan kondisi lingkungan yang jelas dapat memudahkan pengguna jalan untuk berorientasi dengan mudah dan cepat sehingga muncul perasaan nyaman dan memberi kepercayaan emosional pada suatu lingkungan. Kemudahan berorientasi dan bernavigasi pada suatu lingkungan disebut legibility. Menurut Lynch (1960), imageability yang didapat dari citra lingkungan yang jelas, salah satunya dapat dilihat dari proses wayfinding. Berdasarkan hasil kuisioner, 80% responden mengalami kesulitan dalam mencari jalan dan menemukan tempat yang dituju di Kawasan Perumahan Sawojajar 1. Hal tersebut dikarenakan koridor jalan perumahan memiliki kenampakan yang mirip, papan nama jalan kurang informatif, dan terbatasnya bangunan penanda dalam kawasan perumahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mengetahui proses wayfinding di Kawasan Perumahan Sawojajar 1 serta tingkat klasifikasi objek dalam proses wayfinding tersebut berdasarkan mental map pengunjung, sehingga dapat dihasilkan output berupa rekomendasi untuk mempermudah proses wayfinding. Metode pengumpulan data berupa survei primer yang dilakukan dengan cara observasi, dokumentasi, dan wawancara kepada masyarakat yang pernah berkunjung ke Kawasan Perumahan Sawojajar 1, serta survei sekunder untuk memperoleh data dari instansi terkait dan studi literatur. Variabel yang dibahas dalam penelitian adalah Recognizability of Five Image Elements, Signage System, dan Other Sensory Informations. Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis Mental Map, teknik analisis Statistik Deskriptif yaitu analisis distribusi frekuensi , dan teknik analisis Korelasi Pearson. Hasil analisis Mental Map menunjukkan bahwa terdapat 99 obyek landmarks, 25 obyek paths, 25 obyek nodes, 5 obyek edges, 6 obyek districts, 401 signage, 2 jenis lampu jalan, dan 8 lokasi vegetasi yang membantu pengunjung dalam melakukan proses wayfinding. Hasil analisis Korelasi Pearson menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara lokasi yang sulit dikenali dengan kualitas elemen landmarks, paths, nodes, districts, dan other sensory informations; serta terdapat hubungan yang cukup kuat antara lokasi yang sulit dikenali dengan kualitas signage system. Output dari penelitian ini yaitu konsep untuk mempermudah proses wayfinding di Kawasan Perumahan Sawojajar 1 yang terbagi menjadi 32 zona, dan disusun berdasarkan elemen yang memiliki hubungan kuat hingga cukup kuat dengan legibilitas zona, yaitu elemen landmarks, paths, districts, other sensory informations, dan signage system