Studi tentang Sebaran Nilai Suhu Permukaan Laut dan Klorofil Menggunakan Citra Satelit Himawari Level 3, Hubungannya dengan Hasil Tangkapan Handline dan Gill Net di Pelabuhan Perikanan Mandar, Banyuwangi.

Keberadaan daerah ikan di perairan Indonesia bersifat dinamis, selalu berubah mengikuti pergerakan kondisi lingkungan. Kemampuan potensial suatu perairan untuk menghasilkan sumberdaya alam hayati ditentukan oleh kelimpahan zat organik yang dihasilkan dari zat anorganik melalui proses fotosintesis dalam satuan waktu dan volume air tertentu. Di permukaan laut, klorofil-a dibutuhkan oleh fitoplankton untuk bertahan hidup dan berfotosintesis. Kelimpahan fitoplankton di perairan dapat dikaitkan dengan produktivitas primer. Selain klorofil, parameter oseanografi yang berpengaruh terhadap produktivitas perairan adalah Suhu Permukaan Laut (SPL). Rata-rata bulanan Suhu Permukaan Laut (SPL) di perairan Indonesia berkisar antara 26oC sampai 31oC dengan variasi yang berbeda-beda sesuai dengan lokasi perairan. Berdasarkan faktor dan parameter yang digunakan untuk menentukan sebaran SPL dan konsentrasi klorofil-a, maka Pelabuhan Perikanan Mandar Banyuwangi adalah salah satu lokasi penelitian yang sesuai. Nelayan di Kampung Mandar Banyuwangi umumnya menangkap ikan dengan gill net dan handline di perairan Selat Bali. Selat Bali merupakan salah satu perairan yang kaya sumberdaya ikan, terutama ikan pelagis yang hidup bergerombol dan telah dimanfaatkan secara intensif sejak tahun 1970-an. Tujuan dari penellitian ini adalah untuk mengetahui sebaran dan hubungan nilai SPL dan klorofil dengan lokasi penangkapan ikan yang menggunakan alat tangkap gill net dan handline pada Perairan Mandar, Banyuwangi; mengetahui kesesuaian nilai suhu pada citra satelit Himawari dengan data in situ secara berkala; dan mengetahui hubungan SPL, klorofil, dan hasil tangkapan gill net dan handline pada Perairan Mandar, Banyuwangi.. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari – Maret 2019 di Pelabuhan Perikanan Mandar, Banyuwangi, Jawa Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif kuantitatif dapat dimaksudkan untuk menyelidiki kondisi Suhu Permukaan Laut (SPL) dan hasil tangkapan gill net dan handline yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Mandar, Banyuwangi. Metode analisis yang digunakan adalah analisis citra satelit menggunakan software ArcGIS dan SeaDAS dan analisis regresi sederhana menggunakan Microsoft Excel. Sebaran nilai SPL in situ setiap jam selama penelitian mengalami fluktuasi dengan dengan nilai SPL terendah terjadi pada tanggal 5 Februari 2019 pukul 06.53, yaitu sebesar 27,4oC. Sedangkan nilai SPL tertinggi terjadi pada tanggal 25 Februari pukul 18.23 sebesar 31,2oC. Nilai SPL in situ harian selama penelitian mengalami fluktuasi dengan nilai SPL terendah terjadi pada tanggal 10 Maret 2019 sebesar 26,88oC. Sedangkan nilai SPL tertinggi terjadi pada tanggal 3 Maret 2019 sebesar 30,28oC. Nilai klorofil terendah terjadi pada tanggal 26 Februari 2019 sebesar 0,0 mg/m3. Sedangkan nilai klorofil tertinggi terjadi pada tanggal 17 Maret 2019 sebesar 2,31 mg/m3. Setelah melakukan pengolahan regresi sederhana pada 13 data SPL citra dan klorofil citra, Sig. F memiliki range vi nilai mulai dari 0.0000000 – 0.1554915. Nilai Sig F < 0.05 menunjukkan adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Semua data SPL berpengaruh terhadap nilai klorofil, kecuali pada tanggal 10 Maret 2019 dengan nilai Sig. F sebesar 0.1554915. Keeratan (korelasi) SPL dan klorofil ditunjukkan dengan nilai R2 yang berkisar antara 0.000156077 hingga 0.043780153 atau 0,01% hingga 4,3%. Dengan demikian, pengaruh SPL terhadap klorofil tidak begitu besar. R square antara SPL, klorofil, dan hasil tangkapan memiliki nilai 0,2099961 menunjukkan bahwa pengaruh parameter oseanografi terhadap hasil tangkapan tergolong rendah atau lemah. Pengukuran Suhu Permukaan Laut (SPL) dari citra satelit dan data in situ selama 9 hari penelitian memiliki nilai rata-rata kesalahan relatif sebesar 3,26%, sehingga data citra ini dapat digunakan