Efektivitas Pemberian Ekstrak Dunaliella salina Pada Ikan Kerapu Cantang (Epinephelus fuscoguttatus x Epinephelus lanceolatus) yang Diinfeksi VNN (Viral Nervous Necrosis) Melalui Uji Histopatologi

Ikan kerapu cantang adalah ikan komoditas ekspor dengan nilai ekonomis yang tinggi. Salah satu kendala yang dapat terjadi saat budidaya adalah penyakit VNN yang menyerang ikan kerapu saat stadia larva dan benih serta dapat mematikan 97-98% dari total populasi. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya senyawa yang dapat mencegah kematian dan kerusakan histopatologi pada sistem saraf pusat yaitu Dunaliella salina. D. salina mengandung β-karoten tertinggi dibandingkan jenis mikroalga lainnya yaitu sebesar 14% dari berat kering. yang memiliki manfaat sebagai antioksidan untuk kekebalan tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek pemberian ekstrak D. salina pada ikan kerapu cantang yang diinfeksi melalui uji histopatologi otak, mata dan usus. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pengambilan data primer dan sekunder. Perlakuan yang diberikan yaitu pemberian esktrak D. salina ke dalam pelet dengan dosis 250, 300, 350 dan 400 mg/kg pakan dan kontrol (-) tanpa pemberian ekstrak D. salina yang dipelihara selama 10 hari. Selanjutnya dilakukan uji tantang dengan VNN menggunakan dosis 0,2 ml/ekor. Parameter utama yang diamati pada penelitian ini yaitu gejala patologi klinis, lesi anatomi, survival rate (SR) serta kondisi histopatologi otak, mata dan usus dengan metode skoring, sedangkan parameter penunjangnya berupa pengamatan kualitas air. Ikan kerapu cantang mulai mengalami gejala abnormal pada 48 jam pasca infeksi VNN dan mengalami kematian pada 96 jam pasca infeksi. Gejala abnormal yang ditunjukkan yaitu berenang miring dan lebih sering berdiam di dasar dengan tubuh menghitam serta nafsu makan menurun, sedangkan lesi anatomi menunjukkan sirip pektoral yang memerah, limpa membengkak dan hati memucat. Hasil PCR menunjukkan ikan kerapu cantang positif terserang VNN dengan fragmen 294 bp. Histopatologi otak, mata dan usus mengalami kerusakan dengan jenis dan persentase yang berbeda. Kerusakan yang ditemukan berupa nekrosis, vakuolasi, inclusion body, kongesti, hemoragi, hiperplasia dan sel goblet (pada usus). Kerusakan tertinggi organ otak, mata dan usus didapatkan pada perlakuan kontrol (-) dengan persentase masing-masing sebesar 17,4%; 16% dan 28,6%, sedangkan kerusakan terendah didapatkan pada dosis 400 mg/kg pakan yaitu 6,8%; 7% dan 12,8% secara berturut-urut. Berdasarkan metode skoring persentase kerusakan yang didapat masih tergolong ringan. Kesimpulan yang dapat diberikan yaitu pemberian ekstrak D. salina ke dalam pakan dengan dosis yang berbeda efektif menurunkan kerusakan jaringan organ ikan kerapu cantang jika dibandingkan dengan perlakuan kontrol atau tanpa pemberian ekstrak D. salina. Hal tersebut juga didukung dengan hasil GCMS bahwa ekstrak D. salina mengandung naphthalene, fenol dan tetradekana yang ketiganya dapat berfungsi sebagai antioksidan dan antimikroba. Senyawa antioksidan dapat menurunkan kerusakan sel pada suatu jaringan akibat radikal bebas. Hasil pengukuran kualitas air selama pemeliharaan tergolong normal untuk menunjang kehidupan ikan kerapu cantang dengan kisaran suhu 27-30°C, pH 7,11-7,82, DO 5,1-8,2 ppm dan salinitas 31-34 ppt, sedangkan SR yang didapat sebelum uji tantang sebesar 100% dan setelah uji tantang sebesar 42,9%