Karakteristik Fisik Dan Kimia Edible Film Dari Tepung Buah Pedada Putih (Sonneratia Alba) Dengan Penambahan Plastilizer Gliserol

Mangrove memiliki banyak manfaat selain untuk mencegah abrasi. Salah satu jenis mangrove seperti pedada putih memiliki buah yang dapat digunakan menjadi suatu produk bermanfaat seperti sirup, sabun,selai dan edible film. Buah pedada putih memiliki kadar air yang sangat tinggi mencapai 79% sehinga buah pedada putih mudah busuk. Mengolah buah pedada putih menjadi tepung merupakan salah satu upaya untuk mengurangi kadar air tersebut. Edible film merupakan kemasan berbentuk lapisan tipis yang dibuat dari bahan yang bisa dimakan. Edible film biasanya digunakan untuk membungkus makanan berfungsi sebagai pengawet dan digunakan untuk mengurangi penggunaan kemasan plastik sintetik yang saat ini masih dominan. Bahan utama dalam pembuatan edible film pada umumnya adalah pati, dimana pati merupakan komponen hidrokoloid yang dapat dimanfaatkan untuk membuat matriks film. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk Mengetaui pengaruh penambahan tepung buah pedada putih dan gliserol pada pembuatan edible film. menerapkan kosentrasi pedada putih dan gliserol yang baik pada pembuatan edible film. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei – Oktober 2018 bertempat di Laboratorium Perekayasaan Hasil Perikanan, Laboratorium Nutrisi Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Laboratorium Fisika Material Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya Malang. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri atas 2 faktor. Faktor pertama adalan konsentrasi tepung buah pedada putih yang terdiri dari 3 perlakuan yaitu konsentrasi tepung buah pedada 0%, 3% dan 5%. Faktor kedua adalah penambahan gliserol yang terdiri dari 4 perlakuan yaitu konsentrasi gliserol 0%, 0,5%, 1%, dan 1,5% dengan tiga kali ulangan. Variabel terikat atau parameter uji meliputi karakteristik fisik yaitu ketebalan, kuat tarik, elongasi dan LTUA serta parametir kimia meliputi aktivitas antioksidan dan derajat keasaman. Hasil dari penelitian ini Edible film terbaik terdapat pada interaksi antara konsentrasi tepung buah pedada putih 5% dan gliserol 1,5% dengan hasil analisa karakteristik fisik yaitu ketebalan 0,0698 mm, kuat tarik 1,4 Mpa, perpanjangan putus (elongasi) sebesar 85%, laju transmisi uap air 6,86 g/m2Jam. Kemudian karaktersitik kimia yaitu dengan nilai aktivitas antioksid an sebesar 88,24 ppm dan nilai derajat keasaman (pH) sebesar 6.33 Kesimpulan yang bisa didapat dari penelitian ini adalah interaksi konsentrasi tepung buah pedada putih dan konsentrasi gliserol pada pembuatan edible film berpengaruh nyata terhadap parameter kadar uji ketebalan, kuat tarik, persen pemanjangan (elongasi), laju tranmisi uap air, aktivitas antioksidan dan derajat keasaman (pH). Pemberian konsentrasi tepung buah pedada putih memberikan pengaruh nyata terhadap uji ketebalan, elongasi, LTUA, aktivitas antioksidan dan derajat keasaman. Namun tidak memberikan pengaruh nyata terhadap uji kuat tarik. Pemberian konsentrasi gliserol memberikan pengaruh nyata terhadap uji ketebalan, kuat tarik, elongasi dan LTUA. Namun tidak memberikan pengaruh nyata terhadap uji aktivitas antioksidan dan derajat keasaman. Pada penelitian ini saran yang dapat diberikan adalah perlunya penelitian lebih lanjut mengenai cara ekstaksi kandungan pati pada buah pedada putih (Sonneratia alba), sebelum di jadikan edible film antioksidan pada buah pedada di ektraksi terlebih dahulu dan penerapan edible film pada produk secara langsung diperlukan untuk mengetahui daya simpan produk setelah dilapisi edible film