Analisis Sebaran Panjang dan Hubungan Panjang Berat Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) yang didaratkan di PPP Tamperan Kabupaten Pacitan, Jawa Timur

Kabupaten Pacitan memiliki wilayah laut sekitar 7.636 km2, dengan panjang pantai 70, 709 km. Wilayah perairan laut Pacitan termasuk kedalam wilayah perairan samudera Hindia, yang memiliki potensi sumberdaya ikan mencapai 34.483 ton/tahun. Potensi sumberdaya terdiri atas berbagai jenis ikan pelagis besar, seperti tuna dan cakalang, pelagis kecil, demersal dan udang. Produksi ikan cakalang di PPP Tamperan kabupaten Pacitan memiliki rata – rata produksi dari tahun 2014 – 2018 mencapai 2747,054 ton/tahun dan merupakan salah satu komoditas ikan yang dominan didaratkan di PPP Tamperan. Mengingat pentingnya komoditas ikan cakalang dalam bidang perikanan, maka kelestarian ikan cakalang perlu dipertahankan. Atas dasar tersebut diperlukan suatu informasi tentang sumberdaya ikan cakalang diantaranya adalah aspek dinamika populasi ikan tersebut guna menjadi dasar untuk pengelolaan yang berkelanjutan. Penelitian ini dilaksanakan di PPP Tamperan, Kabupaten Pacitan pada bulan Januari – April 2019.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis sebaran panjang dan hubungan panjang berat ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) yang didaratkan di PPP Tamperan, Kabupaten Pacitan. Untuk mengetahui parameter pertumbuhan (L∞ , K dan t0), laju mortalitas, laju eksploitasi, analisa yield per recruit (Y/R) dan biomassa per recruit (B/R) dan panjang ikan pertama kali tertangkap (Lc) pada ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) yang didaratkan di PPP Tamperan, Kabupaten Pacitan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu suatu metode pengumpulan, penyajian dan penganalisaan data yang didapat sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai objek yang diteliti dan menarik kesimpulan berdasarkan penelitian yang dilakukan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier hubungan panjang dan berat untuk menduga pola pertumbuhan ikan, metode Battacharya dalam program FISAT II untuk menganalisis sebaran kelompok umur, metode ELEFAN I digunakan untuk menduga parameter pertumbuhan, kemudian dilakukan pendugaan Mortalitas dan Recruitment dengan program FISAT II. Berdasarkan hasil analisis dari total sampel 1650 ikan cakalang didapatkan hasil bahwa ikan cakalang yang paling banyak tertangkap berkisar pada ukuran 29,4-32,1 cm. Hubungan panjang dan berat ikan cakalang mendapatkan persamaan W = 0.0129x L3.101 dengan pola pertumbuhan ikan alometris positif. Nilai Laju pertumbuhan (L∞) yang didapat sebesar 61,71 cm, nilai K sebesar 0,78 per tahun dan umur t0 sebesar -0,89 tahun. Mortalitas total (Z) = 3,14 per tahun, mortalitas alami (M) = 1,27 per tahun, dan nilai mortalitas penangkapan (F) = 2,14 per tahun. Laju eksploitasi (E) = 0,63 per tahun yang menunjukkan bahwa status pemanfaatan ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) yang didaratkan di PPP Tamperan telah mengalami overfishing. Puncak rekrutmen terjadi pada bulan Mei – September. Didapatkan nilai Y/R sebesar 0.046 dan B/R sebsar 0,096. Serta didapatkan nilai panjang ikan pertama kali tertangkap yaitu 36,2 cm dengan nilai Lm yang didaptkan adalah sebesar 39,07 cm yang artinya ikan yang tertangkpa adalah ikan dalam ukuran belum layak tangkap. Perlunya membatasi jumlah penangkapan ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) karena nilai kematian ikan akibat penangkapan cukup tinggi dan tingkat eksploitasi yang sudah mencapai overfishing