Pengaruh Suhu dan Waktu Penyeduhan Teh Rendah Tanin terhadap Aktivitas Antioksidan dari Daun Mangrove Rhizophora mucronata

Mangrove adalah vegetasi hutan yang tumbuh diantara garis pasang surut, sehingga hutan mangrove dinamakan juga hutan pasang. Hutan mangrove dapat tumbuh pada pantai karang, yaitu pada karang koral mati yang diatasnya ditumbuhi selapis tipis pasir atau ditumbuhi lumpur atau pantai berlumpu. Salah satu alteratif yang dapat digunakan adalah bahan aktif dari mangrove. Disamping jumlah yang melimpah, mangrove juga telah dimanfaatkan sebagai obat-obatan alamiah. Daun Rhizophora mucronata mengandung 2-(2-etoksi etanol, kau-16-ena dan benzophenon, senyawa fenolik golongan flavonoid, asam fenolat, dan tanin dihidroflavonol, asam vanilat, asam p-hidroksi benzote, dan tanin. Alkaloid, kumarin, flavonoid, fenol dan polifenol, quinon, resin, sapnonin, fitosterol, tanin, xanthoprotein, pigmen (klorofil, karotenoid) dan gula. Tanaman ini berpotensi sebagai antibakteri, anti malaria, antiviral dan antioksidan. Rhizhophora mucronoata dalam pemanfaatannya masih sangat minim sekali. Selain kandungan yang berpotensi sebagai sumber antioksidan alami, senyawa kimiawi yang terdapat dalam tanaman ini berpotensi dan dapat memberikan peluang untuk diversifikasi pemanfaatan mangrove secara berkelanjutan. Tanin dihasilkan oleh tumbuhan hijau baik tumbuhan tingkat tinggi maupun tingkat rendah dengan kadar dan kualitas yang berbeda-beda. Cara untuk mengurangi kadar tanin adalah perebusan dengan menambahkan bahan aktif yang baik terbuat dari material biologi (organik). Teh memiliki kandungan tanin cukup besar, antara 20-30% berat kering daun teh. Diantara manfaat tanin adalah proses tanning leather, yaitu pencoklatan pada industri kulit. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyeduhan teh adalah suhu air atau kondisi penyeduhan dan lama penyeduhan. Semakin tinggi suhu air atau proses penyeduhan, kemampuan air dalam mengekstrak kandungan kimia yang terdapar dalam teh akan semakin tinggi, demikian juga halnya dengan lama penyeduhan, hal ini yang akan mempengaruhi pada komponen atau senaywa bioaktif dalam teh tersebut dan senyawa yang berpotensi sebagi antioksidan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan produk teh dengan kadar tanin rendah, menentukan suhu dan lama waktu terbaik pada penyeduhan teh mangrove jenis Rhizhophora mucronata yang memberikan hasil tanin terendah dan melihat hasil aktivitasnya sebagai antioksidan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2019 hingga Maret 2019 di Laboratorium Ilmu Teknologi Hasil Perairan (Divisi Perekayasaan Hasil Perikanan) dan Laboratorium Hidrobiologi (Divisi Lingkungan dan Bioteknologi Perairan) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Univesitas Brawijaya Malang. Uji Organoleptik dilaksanakan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga pada bulan Maret 2019 dan uji LC-MS dilaksanakan di Pusat Laboratorium Forensik, Jakarta pada bulan April 2019. viii Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yang bersifat laboratoris. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap yaitu pnelitian pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan meliputi proses penurunan kadar tanin dengan abu sekam apdi dan perendaman air pada daun mangrove Rhizophora mucronata. Sementara, penelitian utama meliputi uji tanin, pengujian aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH, pengujian kadar air, pengujian kadar abu dan kadar serat kasar. Kemudian, dilanjutkan pada perlakuan terbaiknya dilakukan uji katekin, total fenol, analisa fitokimia secara kualitatif, pengujian antioksidan menggunakan metode FRAP, pengukuran pH, idektifikasi senyawa dengan LC-MS dan kemudian uji sensoris. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian utama adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor dan 3 ulangan. Hasil pada uji penelitian pendahuluan dengan perlakuan abu sekam padi dan variasi lama waktu perendaman dengan menggunakan ANOVA menunjukan pada daun mangrove R. mcuronata (p < 0.05) yaitu memiliki pengrauh yang berbeda nyata. Kadar tanin terendah didapatkan pada konsentrasi abu sekam padi 15% dan lama perendaman 72 jam. Pada penelitian utama dilakukan uji pada serbuk daun teh mangrove R. mucronata yaitu pada uji kadar air dipatkan nilai sebesar 7%, uji kadar abu dengan nilai sebesar 6,25%, dan uji kadar serat kasar dengan nilai sebesar 4,83%. Pada penelitian utama dengan perlakuan suhu dan lama waktu penyeduhan memiliki pengaruh nyata terhadap kandungan tanin dan antioksidan dengan hasil pada pengujian menggunakan ANOVA dengan menunjukan pada teh (p < 0.05) dengan kisaran IC50 sebesar 206,39 - 287.01. Sedangkan teh menghasilkan kadar tanin antara 1,57% - 10,70%. diseduh dengan suhu penyeduhan 70oC dan lama waktu penyeduhan selama 5 menit mengahsilkan kadar tanin terendah yaitu sebesar 1,57%. Perlakuan terbaik didapatkan pada suhu 70oC dengan lama waktu penyeduhan 5 menit yaitu dengan nilai IC50 sebesar 206,39 dan nilai kadar tanin sebesar 1,57%. Perlakuan terbaik suhu 70oC dengan lama waktu penyeduhan 5 menit kemudian diujikan aktivitas antioksidan menggunakan metode FRAP menghasilkan nilai sebesar 0,269 AAE mg/g, uji kadar pH didapatkan nilai sebesar 12,87 sehingga sampel cenderung memiliki sifat basa, uji kadar katekin didapatkan nilai sebesar 0,456 mg/L. Kadar total fenol didaptkan nilai sebesar 32,61 mg/GAE. pada analisa fitokimia, sampel R. mucronata postif mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, steroid, saponin dan tanin. Hubungan antara suhu dan lama waktu penyeduhan terhadap aktivitas antioksidan dan kadar tanin yaitu semakin rendah suhu penyeduhan teh daun mangrove, dengan suhu 70oC lama waktu penyeduhan selama 5 menit semakin tinggi Nilai IC50 antioksidan dan semakin rendah kadar tanin