Hubungan Diplomatik Indonesia Dengan Malaysia Mengenai Pelindungan Tenaga Kerja Indonesia Di Malaysia Pada Tahun 2014 - 2015

Indonesia dan Malaysia telah menjalin hubungan diplomatik sejak lama, terhitung sejak Malaysia merdeka pada tahun 1957. Pengiriman TKI telah berlangsung cukup lama dan kini telah menjadi salah satu perhatian penting bagi kedua belah pihak. Banyaknya jumlah TKI di Malaysia menjadi perhatian bagi kedua belah negara sehingga dibentuklah kebijakan-kebijakan tertentu dan kerangka kerjasama dalam pelindungan TKI. Namun, kasus TKI di Malaysia seakan tidak ada hentinya. Malaysia menjadi negara dengan kasus TKI terbanyak di dunia. Kebijakan Indonesia untuk melakukan moratorium seakan tidak menyelesaikan masalah, sehingga pintu masuk bagi TKI ke Malaysia kembali di buka di bawah naungan amandemen Nota Kesepahaman kedua negara. Namun, pada tahun 2015, Malaysia mengalami peningkatan pengaduan oleh TKI yang sangat signifikan. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka dengan data-data sekunder. Data-data diperoleh dari artikel berita, jurnal, situs web resmi, pernyataan, serta data perkembangan dari instansi-instansi terkait. Data yang diperoleh dianalisa menggunakan metode deskriptif untuk menggambarkan hubungan diplomatik kedua negara terkait pelindungan TKI pada rentang waktu yang ditentukan. Untuk menggambarkan, digunakan konsep Hubungan Diplomatik milik G. R. Berridge pada tahun 2015. Berdasarkan analisa dan penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa Indonesia menjalin hubungan diplomatik dengan Malaysia mengenai pelindungan TKI sesuai dengan bentuk-bentuk hubungan diplomatik milik G. R. Berridge. Tidak semua hubungan diplomatik dilakukan secara efisien karena tidak semuanya menyelesaikan persoalan-persoalan TKI di Malaysia. Bahkan, terdapat salah satu persoalan yang tidak terselesaikan melalui hubungan diplomatik tersebut. Jika berkaca dari amandemen nota kesepahaman Indonesia dan Malaysia pada tahun 2011, melalui hubungan diplomatik yang dijalin tersebut hanya menyelesaikan mengenai satu poin saja