Pengaruh Kedalaman Lokasi Pemasangan Atraktor Puerulus Lobster Terhadap Komposisi Hasil Spesies Puerulus Lobster Di Selatan Pacitan, Jawa Timur

Sumber daya lobster termasuk sumber daya yang dapat pulih (renewable resources) tetapi penangkapan yang terus meningkat tanpa adanya pembatasan akan menyebabkan habisnya sumberdaya tersebut. Mengingat tingginya intensitas penangkapan lobster dewasa ini, maka dikhawatirkan pemanfaatannya akan mengancam kelestarian dan keberlanjutan pemanfaatan sumberdaya lobster di perairan. Di Indonesia diketahui ada enam jenis udang karang bernilai ekonomis penting. Enam jenis lobster termasuk dalam genus Panulirus, yaitu udang batu (Panulirus peniculatus), udang raja (P. longipes), udang rejuna (P. versicolor), udang jarak (P. polyphagus), udang pantung (P. homarus), dan udang ketangan (P ornatus).Dan potensi untuk penangkapan lobster meliputi daerah Paparan Sunda, Selat Malaka, Kalimantan Timur, Sumatra bagian timur, Pesisir Utara Pulau Jawa, Sulawesi, Maluku, Pantai selatan Papua, dan seluruh pesisir Samodra Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi spesies larva losbter di selatan Pacitan, Jawa Timur serta untuk mengetahui pengaruh kedalaman terhadap komposisi hasil spesies puerulus lobster.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2019 berlokasi di desa Sidomulyo, kecamatan Kebonagung, kabupaten Pacitan, dengan daerah penangkapan di perairan pantai Wawaran, kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisi Chi-Square dan uji lanjutan Kruskall-Wallis yang menggunakan SPSS dan Microsoft Excel. Berdasarkan hasil pemasangan atraktor puerulus lobster di dua kedalaman ( 14 dan 20 meter) diperairan pantai Wawaran terdapat 4 spesies puerulus yang didapat diantaranya lobster pasir (Panulirus homarus)lobster batu (Panulirus penicillatus), lobster mutiara (Panulirus Ornatus) dan lobster bambu (Panulirus Versicolor). Dimana nilai presentasi tertinggi yaitu lobster pasir. Baik pada kedalaman 14 meter maupun 20 meter. Hasil analisis pengaruh kedalaman terhadap komposisi spesies puerulus lobster dari uji Chi-Square menunjukkan hasil nilai 5,376 sedangkan Chi-Square tabel pada p=0,05, df= 3 adalah 7,815, sehingga kesimpulannya terima H0 (X2 (3) = 5,376 ; p>0,05) dan tolak H1. Yakni dapat dikatakan dari hasil penelitian bahwa Hipotesis H0 = atau kedalaman yang berbeda tidak berpengaruh terhadap banyaknya komposisi spesies puerulus. Kemudian hasil uji Kruskal- Wallis di masing-masing kedalaman memiliki nilai hasil rata-rata tertinggi adalah puerulus jenis pasir. Yang mana kedua kedalaman (14 meter dan 20 meter) mempunyai jumlah terbanyak dari setiap pengulangan