Status Kerusakan Jaringan Insang Dengan Pemberian Formulasi Formulasi Probiotik Dalam Manajemen Kualitas Air Pada Ikan Koi (Cyprinus Carpio) Yang Terinfeksi Myxobolus Sp.

Ikan koi (Cyprinus carpio) merupakan salah satu ikan hias yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Namun, dalam proses pemeliharaannya sering mengalami kesulitan akibat kualitas air yang buruk dan tingginya tingkat stress pada ikan sehingga ikan mudah terserang parasit. Salah satu parasit yang sering menyerang insang ikan Koi yaitu Myxobolus koi. Diagnosis keberadaan Myxobolus sp. dapat diamati secara visual terhadap tingkah laku dan gejala klinis seperti operkulum yang terbuka yang disebabkan adanya pembengkakan nodul. Pengamatan lebih lanjut dapat dilakukan melalui pengamatan histopatologis organ jaringan insang. Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengetahui gambaran histologi dan pengaruh pemberian formulasi probiotik pada kerusakan jaringan insang Ikan koi (Cyprinus carpio) yang terinfeksi parasit Myxobolus sp. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental eksploratif dengan menggunakan RAL faktorial. Pengamatan jaringan insang dilakukan pada sampel ikan koi yang terdiri dari 2 perlakuan kontrol, yaitu kontrol positif (K+) dan kontrol negatif (K-). Kemudian, terdapat 6 perlakuan yang terdiri dari ikan terinfeksi Myxobolus dan ikan sehat yang masing-masing diberikan perlakuan dosis yaitu, PA (Ikan terinfeksi dengan dosis formulasi probiotik 1,1 ml/30 liter), PB (Ikan terinfeksi dengan dosis formulasi probiotik 0,55 ml/30 liter), PC (Ikan terinfeksi dengan dosis formulasi probiotik 1,65 ml/30 liter), PD (Ikan sehat dengan dosis formulasi probiotik 1,1 ml/30 liter), PE (Ikan sehat dengan dosis formulasi probiotik 0,55 ml/30 liter), dan PF (Ikan sehat dengan dosis formulasi probiotik 1,65 ml/30 liter). Perlakuan pada ikan uji dilakukan dalam bak terkontrol dengan menjaga parameter kualitas air yang meliputi, suhu, pH, DO dan CO2. Tingkat kerusakan jaringan insang yang telah diberi perlakuan formulasi probiotik dapat diketahui dengan analisis pemberian skoring. Gejala klinis ikan koi yang ditemukan berupa, operkulum insang yang terbuka dan terdapat pembengkakan nodul yang berwarna putih kemerahan. Hasil pengamatan Histopatologi jaringan insang ikan koi, diperoleh gambaran beberapa kerusakan jaringan yang umum ditemukan yakni kerusakan Edema, Hiperplasia dan Fusi Lamella. Pemberian formulasi probiotik dengan dosis yang berbeda memiliki pengaruh terhadap tingkat kerusakan histopatologi jaringan insang baik kerusakan Edema, Hiperplasia dan Fusi Lamella yang dapat dilihat dari hasil skoring dengan perlakuan yang memiliki pengaruh terbaik menurut uji BNT 5% adalah perlakuan PB (Ikan Terinfeksi dengan dosis formulasi probiotik sebesar 0,55 ml/30l). Faktor lingkungan sebagai parameter penunjang yang berpengaruh dalam manajemen pengelolaan kualitas perairan pada perlakuan ikan koi terkontrol, yakni suhu (25oC-27oC) , pH (7,6-7,8), DO (5,63 ppm-6,29 ppm) dan CO2 (4,6 ppm-5,2 ppm) masih tergolong dapat ditoleransi dan masih mampu menujang kelangsungan hidup dalam kegiatan pengamatan ikan ko