Perlindungan Terhadap Karya Arsitektur Yang Memiliki Kemiripan Dengan Ciptaan Lain Berdasarkan Prinsip Originalitas Dalam Undang-Undang Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014

Karya Arsitektur merupakan salah satu jenis ciptaan yang dilindungi dalam Undang-Undang Hak Cipta. Adanya kemiripan pada bangunan-bangunan di Indonesia dengan negara lain, Undang-Undang Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014 belum secara detail mengatur perlindungan karya arsitektur yang memiliki kemiripan untuk dilakukan penilaian sehingga dapat dikatakan sebagai karya yang original dan bisa mendapatkan perlindungan Hak Cipta atau hasil dari peniruan. Amerika Serikat dalam Undang-Undang Hak Ciptanya sudah mengatur secara detail mengenai perlindungan terhadap karya arsitektur mencakup apa saja dari karya arsitektur yang dapat dilindungi dan hal yang tidak dapat dilindungi. Sehingga dapat dengan mudah dalam menilai karya arsitektur yang memiliki kemiripan dengan ciptaan lain karena sudah ada parameternya. Oleh karena itu, permasalahan hukum yang akan dibahas dalam penelitian ini dibagi menjadi dua rumusan masalah, yait: 1) Bagaimana perlindungan ciptaan karya arsitektur yang memiliki kemiripan dengan ciptaan lain berdasarkan prinsip originalitas dalam Undang-Undang Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014?; 2) Bagaimana perbandingan pengaturan Prinsip Originalitas atas karya arsitektur di negara Indonesia dan Amerika Serikat?. Penelitian ini dilakukan secara yuridis normatif dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan, pendekatan konseptual, pendekatan kasus, pendekatan komparatif. Bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari perpustakaan dan internet, yang kemudian dianalisis dengan teknik studi kepustakaan. Penelitian yang telah dilakukan oleh penulis memiliki kesimpulan: 1) Perlindungan terhadap karya arsitektur yang memiliki kemiripan dengan ciptaan lain berdasarkan Prinsip Originalitas dalam Undang-Undang Hak Cipta Nomor 28 tahun 2014 dapat menggunakan pendekatan prinsip Substansial Similarity dan Independent Creations. Namun dalam Undang-Undang tersebut belum secara detail mengatur apa saja bagian dalam karya arsitektur yang dapat dilindungi sehingga Indonesia harus menambahkan penjelasan secara detail dalam Undang-Undang Hak Ciptanya untuk menghindari ketidaklengkapan norma; dan 2) Penerapan prinsip originalitas di Amerika Serikat dalam menentukan keaslian karya arsitektur menggunakan pendekatan Substansial Similarity, peraturan perlindungan Hak Cipta atas karya arsitektur di Amerika Serikat memiliki penjelasan lebih detail daripada Undang-Undang Hak Cipta di Indonesia