DAMPAK DRAMA KOREA TERHADAP GAYA HIDUP REMAJA(Studi Kasus di SMA Negeri 45 Jakarta)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dampak drama korea terhadap gaya hidup remaja di SMA Negeri 45 Jakarta, untuk mengetahui bagaimanadampak mengkonsumsi drama korea terhadap pola berpikir remaja di SMA Negeri 45 Jakarta, dan untuk mengetahui apa saja dampak yang ditimbulkan dari budaya Korea khursusnya drama korea terhadap interaksi sosial remaja di SMA Negeri 45 Jakarta.Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dalam teori budaya populer menggunakan teori St. Sunarti adalah budaya yang lahir atas kehendak media. Selanjutnya dijelaskan teori MacDonald dan John Fiske yang sama sama menjelaskan budaya populer sebagai wujud alat perlawanan terhadap budaya dominan. Sedangkan teori gaya hidup dijelaskan oleh Kottler, susanto dan Plummer bahwa gaya hidup adalah sebuah gambaran keseluruhan dari diri seseorang. Teori terakhir adalah teori remaja yang dijelaskan oleh Stuart dan Sundeen bahwa remaja adalah masa transisi dari periode anak-anak menuju periode dewasa. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sedangkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa drama Korea telah banyak mengubah gaya hidup dari remaja muslim dalam hal gaya berpakaian, pola pikir, dan interaksi sosial. Dampak dari perubahan tersebut bersifat positif dan negatif. Dampak positifnya adalah tertarik akan mempelajari budaya serta bahasa dari negara lain, menjadi lebih termotivasi untuk lebih bekerja keras dalam menggapaimimpi, mengembangkan imajinasi mereka sehingga mereka tertarik untuk menulis novel atau FunFiction yang diambil dari nama orang Korea dan kehidupan orang Korea. Sehingga dampak negatifnya adalah remaja muslim meniru gaya berpakaian orang Korea yang serba ketat dan tipis selain itu juga memakai coat berlapis-lapis yang sangat tidak cocok dengan iklim di Indonesia, menjadi malas belajar karena mereka terlalu asik menonton drama Korea yang jam tayangnya selama dua jam yang terkadang membuat mereka lupa sholat, tidak menyukai produk dalam negeri karena terlalu menyukai produk korea sehingga membuat mereka menjadi lebih konsumtif