HUBUNGAN INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN TEKANAN DARAH PADA TENAGA KERJA DI SENTRA INDUSTRI TEMBAGA DESA TUMANG CEPOGO BOYOLALI

Salah satu dampak negatif yang dihasilkan dari kegiatan industri tembaga di Desa Tumang Cepogo Boyolali adalah kebisingan. Gangguan fisiologis yang ditimbulkan oleh adanya kebisingan salah satunya adalah peningkatan tekanan darah (±10 mmHg). Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilaksanakan di salah satu industri tembaga didapatkan hasil pengukuran kebisingan sebesar 86,62 dB, yang berarti telah melebihi Nilai Ambang Batas (NAB). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan paparan kebisingan dengan tekanan darah pada tenaga kerja di sentra industri tembaga Desa Tumang Cepogo Boyolali. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi penelitian ini adalah 26 industri dengan kriteria tenaga kerja minimal 5 orang, sedangkan sampelnya adalah 7 industri dengan tenaga kerja (responden) berjumlah 35 orang yang diambil secara Stratified Random Sampling. Data diperoleh melalui wawancara, pengukuran intensitas kebisingan menggunakan Sound Level Meter (SLM), dan pengukuran tekanan darah menggunakan Spygnomanometer. Pengolahan data secara deskriptif dan analitik dengan uji statistik Spearman Rank pada α=0,05. Hasil penelitian didapatkan intensitas kebisingan rata-rata sebesar 81,02 dB, dengan intensitas minimum 71,01 dB dan intensitas maksimum 86,82 dB. Rata-rata kebisingan tersebut masih di bawah NAB yaitu 85 dB, serta pengukuran tekanan darah tenaga kerja juga menunjukkan bahwa sebagian besar (48,57%) tekanan darah sistolik dan (68,57%) tekanan darah diastolik tetap (tidak terjadi kenaikan). Kesimpulan hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara intensitas kebisingan dengan tekanan darah sistolik dan ada hubungan antara intensitas kebisingan dengan tekanan darah diastolik. Kepustakaan : 1984-2012 (24 buah) Kata Kunci : Kebisingan, tekanan darah