Persepsi Siswa Tentang Bimbingan Dan Konseling Di MAN 2 Model Banjarmasin

PERSEPSI SISWA TENTANG BIMBINGAN DAN KONSELING\ud DI MAN 2 MODEL BANJARMASIN\ud \ud ABSTRAK\ud Penelitian ini membahas tentang persepsi siswa tentang bimbingan dan konseling di MAN 2 Model Banjarmasin Kecamatan Banjarmasin Timur. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana persepsi siswa MAN 2 Model Banjarmasin tentang Bimbingan Konseling di sekolah? dan apa yang mempengaruhi siswa mempunyai persepsi tersebut?\ud Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa tentang bimbingan dan konseling di MAN 2 Model Banjarmasin, dan apa yan mempengaruhi sehingga mempunyai persepsi demikian.\ud Dalam penelitian ini yang dijadikan subjek adalah satu orang petugas bimbingan dan konseling yang mengusahakan proses bimbingan dan koseling di MAN 2 Model Banjarmasin tahun pelajaran 2009/2010, Adapun yang menjadi objek penelitian adalah persepsi siswa tentang bimbingan dan konseling di MAN 2 Model Banjarmasin yang berjumlah 44 orang.\ud Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, angket, observasi, dan dokumenter. Selanjutnya data yang telah terkumpul diproses melalui teknik editing dan klasifikasi data, kemudian data dianalisis dengan pendekatan deskriptif kualitatif dan disimpulkan dengan metode induktif.\ud Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perspsi siswa tehadap proses layanan Binbingan dan Konseling di MAN 2 Model Banjarmasin diantaranya, yaitu :\ud Pertama, mempersepsikan bahwa BK merupakan badan yang menanganai permasalahan kedisiplinan siswa terhadap aturan sekolah, disamping mengatasi masalah lainnya. Dari pendapat ini dipahami bahwa siswa yang berhubungan dengan BK adalah yang bermasalah, terutama dengan kedisiplinan siswa. Pendapat ini dapat dikatakan ada kesalahpahaman dalam memaknai BK sesuai dengan konsep dasar. \ud Pendapat kedua yang mempersepsikan BK adalah usaha membantu siswa dalam menangani masalah siswa baik masalah pribadi, sosial, belajar dan menangani masalah kedisiplinan siswa terhadap tata tertib sekolah. \ud Pendapat ketiga yang mempersepsikan, bahwa pembimbing siswa, membantu siswa memahami dirinya dan membantu memecahkan masalah yang dihadapi oleh siswa agar lebih baik, termasuk di dalamnya adalah disiplin. Pendapat inilah yang mendekati pada konsep dasar Bimbingan dan Konseling