Strategi Pembelajaran Afektif Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri se- Kota Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Provinsi Kalimantan Tengah

Noor Syaifullah. Strategi Pembelajaran Afektif Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri se- Kota Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Provinsi Kalimantan Tengah. Di bimbing Pembimbing I PROF. DR. H. Fahmy Arief, MA dan Pembimbing II DR. H. Burhanuddin Abdullah, M.Ag. \ud \ud Kata Kunci: Strategi dan Afektif\ud \ud Permasalahan pendidikan yang kita hadapi dewasa ini salah satunya adalah krisis moral remaja SMA. Pendidikan Agama Islam sebagai mata pelajaran yang di dalamnya memuat tentang budi pekerti mulia sangat diharapkan dapat menjadi tameng semakin merebaknya krisis moral ini. Pendidikan Agama Islam seyogyanya tidak hanya sebatas berhenti pada mengetahui (kognitif) saja. Yang lebih penting dari itu bagaimana pengetahuan yang telah diperoleh dan dikuasai itu dapat terinternalisasi dan terejawantah dalam perilaku keseharian peserta didik. Untuk itulah agama Islam dalam pengajarannya perlu menyentuh afektif peserta didik. Dalam hal ini diperlukan strategi yang tepat agar pengajaran agama mendapatkan tempat di hati peserta didik, diminati, dan digemarinya. Dengan bekal ini akan memudahkan guru dalam mengajar dan menanamkan nilai-nilai kepada peserta didik. \ud Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendeskripsikan data yang diperoleh. Teknik dalam mengumpulkan datanya menggunakan observasi, wawancara, dokumen yang semua untuk menjawab permasalahan penelitian tentang bagaimanakah Strategi Pembelajaran Afektif yang digunakan oleh guru Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri se- Kota Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Provinsi Kalimantan Tengah? \ud Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwasanya strategi pembelajaran afektif yang digunakan oleh guru Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri se- Kota Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Provinsi Kalimantan Tengah meliputi empat hal, yakni:\ud 1. Pemanfaatan Sumber Belajar\ud Sumber belajar dibedakan menjadi dua macam, yaitu sumber belajar yang disediakan secara formal di sekolah (ruang kelas, guru agama, perpustakaan, mushalla, dan sebagainya) dan sumber belajar berupa lingkungan (tokoh agama, program-program sekolah yang mendukung pelaksanaan pembelajaran afektif. seperti shalat dhuhur berjamaah, shalat dhuha, PHBI, dan lain sebagainya).\ud 2. Penyusunan Materi Terpilih\ud Penyusunan materi terpilih dilakukan dengan jalan merumuskan materi-materi yang mengandung domain afektif dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP