Pendidikan Agama Anak Pada Masa Pra Sekolah (Studi Kasus pada Kalangan Wanita Karir di Desa Sungai Lumbah Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala)

Lina Juliati, 2011, Pendidikan Agama Anak Pada Masa Pra Sekolah (Studi Kasus pada Kalangan Wanita Karir di Desa Sungai Lumbah Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala), Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Pembimbing Drs. H. Abdul Basir, M.Ag\ud \ud Dari latar belakang ini penulis ingin meneliti lebih mendalam tentang pendidikan agama anak pada masa pra sekolah (studi kasus pada kalangan wanita karir di Desa Sungai Lumbah Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala).\ud Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pendidikan agama anak pada masa pra sekolah (studi kasus pada kalangan wanita karir di Desa Sungai Lumbah Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala).\ud Subjek dalam penelitian ini adalah para wanita karir yang telah ditetapkan sebagai subjek dalam penelitian ini (3 orang) yang meliputi profesi sebagai pegawai negeri sipil, yang berprofesi sebagai guru, yang berprofesi sebagai bidan puskesmas, sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah pendidikan agama anak masa pra sekolah pada kalangan wanita karir di Desa Sungai Lumbah Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Pengolahan data dilakukan dengan teknik editing, koding serta klasifikasi, sedangkan teknik analisis data menggunakan deskriptif kualitatif dan menarik kesimpulan penulis menggunakan metode induktif yaitu menarik kesimpulan yang bersifat khusus ke umum.\ud Hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: Pendidikan agama anak pada masa pra sekolah bagi wanita karir di Desa Sungai Lumbah Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala, yang meliputi: (1) Responden 1 (guru) pelaksanaan penanaman aqidah dan ibadah terlaksana dengan baik dengan skor maksimal 9. Penanaman akhlak/berkelakuan baik juga terlaksana dengan baik dengan skor 9. Pembiasaan dan ketauladanan juga terlaksana dengan baik dengan skor 6. Jadi seluruh komponen penilaian terlaksana dengan baik dengan skor maksimal 24 dan termasuk kategori baik. (2) Responden 2 (PNS) pelaksanaan penanaman aqidah dan ibadah belum terlaksana dengan baik karena tugas ibu lebih dilimpahkan ke pihak PAUD tempat anak bersekolah, jadi skornya 3. Penanaman akhlak/berkelakuan baik hanya komponen mengucap salam yang terlaksana dengan baik jadi skor adalah 5. Pembiasaan dan ketauladanan sudah terlaksana dengan baik dengan skor 6. Jadi seluruh komponen penilaian terlaksana dengan baik dengan skor maksimal 14 dan termasuk kategori cukup. (3) Responden 3 (Bidan) pelaksanaan penanaman aqidah dan ibadah belum terlaksana dengan baik karena tugas ibu lebih dilimpahkan kepada nenek si anak