Pola Pendayagunaan Zakat Pada Badan Amil Zakat Kota Banjarmasin

Abd. Hakim. 2009. Pola Pendayagunaan Zakat Pada Badan Amil Zakat Kota Banjarmasin. Skripsi, Jurusan Muamalat, Fakultas Syari’ah. Pembimbing: (I) Hj. Gt. Muzainah, SH., MH., (II) Rahman Helmi, S.Ag., MSI.\ud \ud Dana zakat memiliki potensi besar untuk memberdayakan masyarakat miskin. Untuk itu perlu adanya pola pendayagunaan yang baik agar dana zakat yang dihimpun tersebut mampu memberdayakan para penerima zakat.\ud Permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah bagaimana pola pendayagunaan zakat yang dilakukan oleh Badan Amil Zakat Kota Banjarmasin dan bagaimana tinjauan Hukum Islam terhadap pola pendayagunaan zakat yang dilakukan oleh Badan Amil Zakat Kota Banjarmasin. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pola pendayagunaan zakat yang dilakukan oleh Badan Amil Zakat Kota Banjarmasin serta tinjauan Hukum Islam terhadap pola pendayagunaan zakat yang dilakukan.\ud Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum emperis yang merupakan penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan langsung mengamati ke lokasi penelitian. Karenanya, untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis melakukan interview atau wawancara dengan respoden yaitu para pengurus Badan Amil Zakat Kota Banjarmasin maupun dengan informan yaitu para muzakki dan mustahiq dengan mengacu pada pedoman wawancara serta studi dokumenter. \ud Subjek dalam penelitian ini adalah pengurus Badan Amil Zakat Kota Banjarmasin. Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah praktek yang dilakukan oleh Badan Amil Zakat dalam menerapkan pola pendayagunaan Zakat di Kota Banjamasin. Adapun teknik untuk pengolahan data yang digunakan adalah dengan langkah editing, kategorisasi, tabulating, dan interpretasi data. Kemudian dilakukan analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif.\ud Dari hasil penelitian diketahui bahwa pola pendayagunaan zakat yang dilakukan oleh Badan Amil Zakat Kota Banjarmasin dilakukan dengan dua cara yaitu; Pola pendayagunaan dalam bentuk konsumtif dan pola penyaluran secara produktif. Adapun bentuk-bentuk kegiatan pendayagunaan tersebut diantaranya adalah; a) penyantunan kepada fakir-miskin dalam bentuk langsung; b) memberikan bantuan beasiswa pendidikan kepada siswa miskin yang berprestasi; c) penyantunan anak asuh; d) pemberian bantuan untuk perbaikan sarana pendidikan / ibadah; e) memberikan pinjaman modal kerja dan lain-lain.\ud Menurut tinjauan hukum Islam terhadap pola pendayagunaan zakat yang dilakukan oleh Badan Amil Zakat Kota Banjarmasin adalah boleh dan tidak bertentangan dengan hukum Islam, dan yang terpenting dari pendayagunaan tersebut harus berdasarkan skala prioritas kebutuhan mustahik serta dapat dimanfaatkan untuk usaha yang produktif. Oleh karenanya pola pendayagunaan zakat yang dilakukan dalam bentuk produktif harus digalakkan, agar masyarakat berorientasi dan berbudaya produkutif, sehingga dapat menopang sesuatu yang dapat menjamin kebutuhan hidup mereka