Manajemen Kurikululum Pondok Pesantren di Palangka Raya

M. Arni, Manajemen Kurikululum Pondok Pesantren di Palangka Raya, di bawah bimbingan Prof. Dr. H. Syaifuddin Sabda M. Ag. dan Dr. H. Husnul Yaqin, M. Ed. Tesis pada Program Pasca sarjana IAIN Antasari Banjarmasin, 2013. \ud Pesantren hampir tidak dapat dipisahkan dari kehidupan umat Islam di Indonesia. Keberadaan dan perkembangannya mulai populer sekitar abad ke-16. Tujuan utama pondok pesantren adalah menyiapkan santri mendalami dan menguasai ilmu agama Islam. Kitab berbahasa Arab yang dipelajari merupakan literatur dari berbagai abad. Kompetensi tercermin pada penguasaan kitab-kitab secara berurutan dari yang ringan sampai yang berat, dari kitab yang tipis sampai kitab yang berjilid-jilid. Kemampuan santri-santri pondok pesantren di Palangka Raya dalam membaca dan memahami isi kandungan kitab-kitab berbahasa Arab cenderung masih lemah. \ud Manajemen kurikulum merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan sebuah pesantren dalam mencetak santri yang berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana manajemen kurikulum pondok pesantren di Palangka Raya; apakah sudah berjalan dengan baik atau belum berdasarkan ketentuan manajemen kurikulum.\ud Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dalam bidang manajemen kurikulum pondok pesantren. Data dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi, kemudian dianalisis dengan menggunakan teori-teori tentang manajemen kurikulum, dalam bentuk analisis kualitatif. \ud Hasil penelitian menunjukkan; Pertama, pada perencanaan kurikulum; tujuan kurikulum pesantren sudah ada, namun tujuan tersebut masih belum dibuat dalam bentuk dokumen tertulis. Perencanaan isi/muatan kurikulum pesantren sudah dilakukan, namun sebagian isi/muatan kurikulum masih di bawah level kitab-kitab yang menjadi acuan dari Kementerian Agama, serta ada enam mata pelajaran yang tidak diajarkan. Selanjutnya perencanaan proses pembelajaran sudah dilaksanakan. Adapun perencanaan evaluasi masih belum ada. Kedua, pada implementasi kurikulum; implementasi tujuan kurikulum pesantren sudah terlaksana, namun masih belum maksimal. Kemudian implementasi isi/muatan kurikulum pesantren belum terlaksana sepenuhnya karena ada lima mata pelajaran yang tidak diajarkan sampai tuntas. Selanjutnya, implementasi proses pembelajaran juga belum terlaksanan secara maksimal, karena masih terjadi kekosongan disebabkan oleh keterlambatan maupun ketidakhadiran ustadz ke pesantren. Adapun implementasi evaluasi pembelajaran pesantren sudah dilaksanakan oleh sebagian pesantren, sementara sebagian yang lain tidak. Ketiga, pada evaluasi kurikulum; evaluasi terhadap tujuan kurikulum pesantren masih belum dilaksanakan. Kemudian evaluasi isi/muatan kurikulum sebagian pesantren melaksanakan dan sebagian tidak. Adapun evaluasi terhadap proses pembelajaran seperti persiapan mengajar, pengelolaan kelas, media pembelajaran, dan metode pembelajaran masih belum dilaksanakan