Metode Pemahaman Hadis (Telaah Kritis terhadap Pendapat Yûsuf al-Qaradhâwi dalam Kaifa Nata’âmal Ma’a al-Sunnah al-Nabawiyyah

Gusti Maulana Izhar. 2009. Metode Pemahaman Hadis (Telaah Kritis terhadap Pendapat Yûsuf al-Qaradhâwi dalam Kaifa Nata’âmal Ma’a al-Sunnah al-Nabawiyyah. Skripsi, Jurusan Tafsir Hadis, Fakultas Ushuluddin. Pembimbing: (I) Dr. Saifuddin, M.Ag, (II) H. Ibnu Arabi, S.Ag.\ud Penelitian ini dilatar belakangi dari permasalahan bahwa seiring berkembangnya zaman yang mengakibatkan sebagian hadis Nabi secara tekstual terasa tidak komunikatif lagi dengan kondisi sekarang. Untuk itu, diperlukan seperangkat metode yang komprehensif untuk dapat menyelesaikan problem itu. Yûsuf al-Qaradhâwi berusaha menawarkan metode pemahaman hadis dalam karyanya Kaifa Nata’âmal Ma’a al-Sunnah al-Nabawiyyah, namun beliau bukanlah seorang ahli hadis melainkan ahli fikih.\ud Dengan persoalan tersebut, masalah utama yang diteliti adalah bagaimana konsep metode pemahaman hadis (qawâ’id fiqh al-hadîts) yang ditawarkan Yûsuf al-Qaradhâwi? Karenanya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode pemahaman hadis yang ditawarkan oleh Yûsuf al-Qaradhâwi.\ud Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) dalam bidang hadis. Karenanya, untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis melakukan survey kepustakaan untuk menginventarisir bahan pustaka yang membuat kajian masalah yang diteliti.\ud Melalui teknik analisis dengan menggunakan metode diskriptif-analitik penelitian ini menghasilkan temuan-temuan:\ud Pertama: Melalui pendekatan kontekstualnya, Yûsuf al-Qaradhâwi menawarkan metode untuk memahami sunnah dengan lebih baik, yaitu: Memahami sunnah dengan pendekatan Alquran. Menghimpun hadis-hadis yang terjalin dalam tema yang sama. Mengkompromikan antara hadis-hadis yang bertentangan. Memahami hadis dengan pendekatan sosio-historis. Memahami hadis dengan pendekatan analisis konteks-redaksional, yaitu membedakan antara sarana yang berubah-ubah dan tujuan yang tetap dari setiap hadis, dan memahami hadis dengan pendekatan bahasa, yaitu membedakan antara ungkapan yang bermakna sebenarnya dan yang bersifat majaz dan membedakan antara yang ghaib dan yang nyata, serta memastikan makna istilah dalam hadis.\ud Kedua: Dalam menerapkan metodenya, al-Qaradhâwi menggunakan metode syarah, pendekatan-pendekatan dan kualitas hadis.\ud Ketiga: Corak dan karakteristik metode pemahaman hadis yang ditawarkan al-Qaradhâwi selalu diarahkan kepada permasalahan hukum fikih