Penggunaan metode Revenue Sharing pada bank BPD Kalsel Syariah Kantor Cabang Banjarmasin

Anisah, 2010. Penggunaan metode Revenue Sharing pada bank BPD Kalsel Syariah Kantor Cabang Banjarmasin. Skripsi, jurusan Ekonomi Islam, Fakultas Syariah. Pembimbing : (I) Drs. H. M. Amin Djamaluddin, MA. (II) Yulia Hafizah, M. EI\ud \ud Penelitian ini berlatar belakang dari penggunaan metode revenue sharing pada perbankan syariah yang basis perhitungannya adalah dari revenue bank dengan kata lain berbagi untung tidak berbagi resiko. Sedangkan prinsip dasar bank syariah dioperasikan atas konsep bagi untung bagi resiko yang sesuai dengan kaedah Islam, yaitu "Keuntungan adalah bagi pihak yang menanggung resiko". Setiap usaha belum tentu menghasilkan keuntungan dan menjadikan mudharib sebagai penanggung penuh dari kerugian tersebut dan apabila mendapatkan keuntungan akan dibagi hasilnya kepada pihak bank yang bersangkutan.\ud Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab penggunaan metode revenue sharing dalam bagi hasilnya pada bank BPD Kalsel Syariah Kantor Cabang Banjarmasin, serta perspektif ekonomi Islam mengenai metode revenue sharing.\ud Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan bentuk uraian secara deskriptif.\ud Data yang digali dalam penelitian ini adalah alasan dan motivasi bank BPD Kalsel Syariah Kantor Cabang Banjarmasin menggunakan metode revenue sharing dalam bagi hasilnya. Pengumpulan data melalui teknik wawancara serta dokumentasi.\ud Hasil dari penelitian : Pertama, faktor-faktor penyebab penggunaan metode revenue sharing, yaitu ; Dana yang dilemparkan bank ke dalam bentuk pembiayaan adalah dana polling yang berasal dari dana titipan (wadiah) serta bagi hasil (mudharabah dan musyarakah) dengan metode tersebut lebih mudah dalam penghitungannya, mempermudah pihak bank dalam kinerjanya, tingkat perhitungan bagi hasil mampu memberikan hasil yang optimal, serta dapat menghindarkan terjadinya Asymmetric Information antar kedua belah pihak sehingga akan berpengaruh terhadap bagi hasil tersebut. Landasannya hukum syara‘ Alquran dan Hadis, pendapat Imam Syafi‘i serta hukum positif yaitu Fatwa DSN No.15/DSN-MUI/IX/Th.2000 yang menyatakan lebih mashlahat menggunakan metode revenue sharing. Kedua, revenue sharing belum sepenuhnya mencerminkan prinsip-prinsip ekonomi Islam, masih ada kejanggalan seperti ketidak adilan, apabila usaha yang dikelola mudharib untung maka hasilnya akan dibagi, dan apabila rugi maka mudharib yang menanggung kerugiannya. Karena takut akan mengalami kerugian, dengan dalih ketidak jujuran nasabah, sehingga ketidak jujuran ini bertentangan dengan teori ekonomi Islam dalam al-nubuwwah. Keuntungan yang diperoleh dengan metode tersebut belum mencerminkan keadilan yang akan mengindikasikan ketidak halalan yang akan diperoleh sebagai keuntungannya, bertentangan dengan konsep al-Tazkiyah, yaitu menjaga kebersihan atau kesucian dalam pelaksanaan transaksi ekonomi