Toleransi Antar Umat Beragama Menurut Hizbut Tahrir

Siti Muslimah: 1001410994, Toleransi Antar Umat Beragama Menurut Hizbut Tahrir, Drs. Mawardy Hatta, M. Ag, Dan Maimanah M. Ag,\ud Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai macam keragaman baik dari segi bahasa, budaya, maupun agama. Dalam pembahasan ini penulis lebih menekankan pada agama yang merupakan sebuah sistem kepercayaan bagi manusia. Di dunia ini banyak sekali agama-agama, dalam ruang lingkup Indonesia saja ada 6 Agama yang diakui oleh negara, yaitu Islam, Kristen Katolik, kristen Protestan, Hindu, Budha dan Konghucu. Oleh sebab itu, untuk menjaga kerukunan antar sesama manusia diperlukan toleransi yang baik bagi masyarakat Indonesia.\ud Hizbut Tahrir adalah sebuah kelompok yang memiliki tujuan untuk melanjutkan kembali kehidupan Islam dalam bingkai Negara Khilafah yang artinya menjadikan Islam sebagai satu-satunya agama yang mampu mengatur manusia. Dihubungkan dengan banyaknya agama yang ada di Indonesia maka tentu ini adalah sesuatu yang bertabrakan sehingga penulis tertarik untuk meneliti bagaimana Hizbut Tahrir memberikan penjelasan tentang Toleransi Antar Umat Beragama agar tetap sesuai dengan tujuan berdirinya Hizbut Tahrir. Sehingga penulis perlu mempertanyakan bagaimana Toleransi Antar Umat Beragama Menurut Hizbut Tahrir? Dan jika dihubungkan dengan Negara Khilafah bagaimana pula perlakuan Negara Khilafah terhadap non muslim menurut Hizbut Tahrir?\ud Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research). Karenanya untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis melakukan observasi ke perpustakaan dan dokumentasi. Untuk memperoleh simpulan terhadap hasil penelitian maka dilakukan analisis data denganmenggunakantekhnikdeskriptifkualitatif. Selanjutnya hasil penelitian disusun sesuai dengan sistematika penulisan.\ud Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa Hizbut Tahrir hanya memahami Toleransi sebagai bentuk menghargai dan tidak lebih dari itu, dan juga toleransi menurut Hizbut Tahrir lebih diarahkan pada perlakuan negara terhadap non muslim dan mengkategorikan non muslim secara garis besar menjadi 2 yaitu kafir dzimmi dan kafir harbiy