Penyatuan Zakat dan Pajak sebagai Instrumen untuk Kemalahatan Umat (Analisis Pemikiran Yusuf Qardhawi dan Masdar Farid Mas’udi)

Gusti Dahliani Agusrini: 1001140105, Penyatuan Zakat dan Pajak sebagai Instrumen untuk Kemalahatan Umat (Analisis Pemikiran Yusuf Qardhawi dan Masdar Farid Mas’udi), Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam. Pembimbing I Dr. Nurkolis M.Ag dan Pembimbing II Rahmat Sholihin S.Ag M.Ag\ud Dalam perkembangannya persoalan zakat dan pajak merupakan salah satu persoalan yang banyak mendapatkan perhatian. Persoalan ini muncul karena adanya dua kewajiban yang harus dijalankan oleh umat islam yaitu membayar pajak sebagai kewajiban seorang warga negara dan kewajiban membayar zakat sebagai perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW dan salah satu rukun islam.Banyak para ahli yang membahas mengenai zakat dan pajak diantaranyaYusuf Qardhawi dan Masdar Farid Mas’udi.Berdasarkan pada hal tersebut, penulis mengambil rumusan masalah yaitu bagaimana pemikiran Yusuf Qardawi dan Masdar Farid Mas’udi mengenai penyatuan zakat dan pajak sebagai instrument untuk kemaslahatan umat dan metode instinbat hukum yang digunakan oleh Yusuf Qardawi dan Masdar Farid Mas’udi.\ud Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penyatuan zakat dan pajak sebagai instrument untuk kemaslahatan umat dalam analisis pemikiran Yusuf Qardhawi dan Masdar Farid Mas’udi dan perbandingan pemikiran dan istinbat hukum para ahli tersebut mengenai penyatuan pajak dan zakat\ud Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) dan penggalian data penulis melakukan survey keperpustakaan untuk menginventarisis bahan pustaka yang memuat kajian masalah yang diteliti dengan cara mengumpulkan, memahami, mengkaji, dan mempertimbangkan data-data dan mengklasifikasikannya sesuai dengan permasalahan.\ud Jadi pada dasarnya pajak dan zakat merupakan suatu kewajiban yang harus ditunaikan. Pemikiran Yusuf Qardhawi menyatakan bahwa sebagai sesuatu berbeda dan tidak dapat disatukan, Zakat harus dipungut atas nama zakat, resmi dan dalam kadar tertentu mengikuti syarat-syaratnya,dan dibagikan menurut sasaran yang ditentukan Allah.tetapi Yusuf Qardawi membolehkan adanya pajak disamping zakat. Sedangkan pemikiran Masdar Farid Mas'udi berpendapat bahwa pajak adalah zakat atau sebaliknya zakat adalah pajak.Menurutnya bahwa zakat dan pajak merupakan ajaran yang satu, keduanya merupakan suatu kewajiban.Zakat sebagai Ruhnya dan Pajak sebagai tempatnya, pajak dengan ruh zakat adalah konsep yang pernah diterapkan oleh Rasulullah SAW dan beberapa Khalifahnya di Madinah 14 abad yang lalu sepadan dengan kondisi sosial dan material saat itu. Pembayaran pajak dengan niat zakat akan memperolah pahala spiritual-ukhrawi, karena dengan niat tersebut menjadi harapannya.\ud Menurut analisis penulis bahwa orang yang membayar pajak sesuai dengan kewajibannya untuk membayarpajak tidak mengugurkan kewajibannya yang lain yaitu membayar zakat karena pada hakikatnya hubungan zakat adalah habblum minallah (hubungan manusia dengan Tuhannya) tetapi juga hubungan hablum minannas (hubungan manusia dengan manusia), apabila zakat disatukan dengan pajak maka syariat yang ada pada zakat akan hilang, karena hubungan pajak hanya menyangkut kepada urusan duniawi tanpa ada hubungan kepada Tuhan