ABSTRAK Sejak awal kelahiran dan pertumbuhannya, sastra modern Indonesia tidak terlepas dari persoalan budaya lokal yang menjadi rumah bagi adat-istiadat dan nilai-nilai tradisional. Semangat yang muncul dalam periode awal sastra Indonesia adalah semangat menentang tradisionalitas. Kiblat atau orientasi para sastrawan cenderung ke Barat. Dalam konteks itu, adat-istiadat, tradisionalitas, sikap kedaerahan, atau apa pun istilahnya, dipandang sebagai faktor penghambat kemajuan. Namun, sejak 1950-an telah terjadi perubahan. Budaya lokal dengan segala segi yang tercakup di dalamnya tidak harus dipahami sebagai sesuatu yang negatif. Terdapat aspek positif dalam budaya daerah yang dapat menjadi inspirasi bagi sastrawan untuk berkarya. Karen...