DESIMINASI PEDOMAN PENILAIAN SENI LUKIS ANAK SEKOLAH DASAR DI KOTA YOGYAKARTA

Tujuan penelitian ini adalah mendesiminasikan pedoman penilaian seni lukis anak sekolah dasar di Yogyakarta.Pedoman penilaian seni lukis anak sekolah dasar berupa buku yang dikembangkan berdasarkan hasil penelitian pengembangan instrumen untuk menilai karya seni lukis anak yang sudah teruji validitas dan reliabilitasnya. Pengembangan instrumen penilaian seni lukis anak sekolah dasar ini dimaksudkan agar para guru seni lukis pada jenjang pendidikan dasar dapat memberikan penilaian secara objektif. Sedangkan tujuan desiminasi sendiri adalah sosialisasi, mengadakan pelatihan penggunaan pedoman penilaian tersebut, memantau dan memberi bimbingan penggunaannya, serta menjaring pendapat guru tentang pedoman dan instrumen penilaian tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif bersifat evaluatif. Merupakan langkah pertama penelitian ini adalah mengidentifikasi guru sekolah dasar yang mengajar seni lukis di kota Yogyakarta. Seperti diketahui karakteristik guru seni budaya/seni lukis sekolah dasar ada dua yaitu: sebagai guru kelas dan guru mata pelajaran atau guru ekstra kurikuler seni lukis. Berdasarkan survei awal yang telah dilakukan, guru kelas kurang menguasai cara penilaian seni lukis anak karena tidak mempelajari khusus tentang kenirupaan/ seni lukis. Sedangkan guru mata pelajaran atau guru khusus ekstra kurikuler yang mengajar seni lukis, latar belakang pendidikannya cenderung bukan dari kependidikan bidang seni rupa. Setelah identifikasi kemudian diadakan sosialisasi dan pelatihan. Selesai sosialisasi dan pelatihan guru diminta pendapatya tentang keberadaan pedoman penilaian tersebut Kemudian guru dimintai pendapatnya kembali setelah menggunakan pedoman tersebut untuk menilai karya lukis peserta didiknya. Hasil penelitian secara umum dari segi keterbacaan pedoman penilaian seni lukis untuk sekolah dasar sudah baik. Ditinjau dari keterbacaan pedoman sangat sistematis dari segi urutan pemikiran dan cukup sistematis dari urutan penulisan. Komponen bahasa sudah menggunakan bahasa baku, komunikatif , dan mudah difahami. Komponen efisiensi tidak banyak membutuhkan waktu, tidak memerlukan bantuan tenaga lain, dan sangat membantu guru dalam menilai karya seni lukis peserta didik. Sedangkan ditinjau dari segi keterpakaian secara umum sudah baik. Pada komponen kepraktisan menunjukan mudah digunakan, sederhana. Sedangkan pada komponen bahasa sudah mengguakan bahasa baku, komunikatif, dan mudah difahami. Komponen efisiensi tidak banyak membutuhkan waktu, dapat melakukan sendiri, dan tidak memerlukan beaya