Pengelolaan Air Bersih Berbasis Masyarakat di Lereng Gunung Sumbing Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pengelolaan air bersih berbasis masyarakat di Lereng Gunung Sumbing Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang serta mengetahui faktor pendukung dan penghambat pelaksanaannya. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif.Subjek penelitian adalah pengurus lembaga pengelola air bersih Koperasi Darmowarih Tirtolestari dan masyarakat pengguna air bersih. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakanmeliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.Pengujian keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwaproses pengelolaan air bersih yang dilakukan oleh masyarakat di Lereng Gunung Sumbing Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelangmeliputi perencanaan, pembangunan infrastruktur jaringan air bersih, pelembagaan, pelaksanaan pelayanan pendistribusian air bersih, pelestarian air bersih, dan evaluasi. Hal tersebut dilakukan oleh masyarakat setempat melalui kerja sama antar desa yang terhimpun dalam Koperasi Darmowarih Titrtolestari. Pengelolaan air bersih yang dilakukan menunjukkan sebagai sebuah pengelolaan yang berbasis masyarakat.Pengelolaan air bersih berbasis masyarakat yang telah dilakukan memberikan manfaat bagi masyarakat dalam mengatasi persoalan krisis air bersih di Desa Kwaderan dan Wonogiri. Pengelolaan ini berhasil dilakukan dengan karakteristik berikut ini : (a) Desentralisasi dilakukan dalam bentuk pemberian tanggung jawab kepada masyarakat untuk mengelola asset infrastruktur air bersih serta pelayanan air bersih. (b) Pemberdayaan memunculkan proses belajar sosial dalam memecahkan masalah secara bersama sampai memperoleh peningkatan kapasitas sehingga tercipta keberlanjutan dalam pengelolaan air bersih. Faktor-faktor pendukung pengelolaan air bersih masyarakat yakni (a) sumber daya manusia pengelola air bersih (b) adanya kemitraan dengan lembaga pemerintah maupun non pemerintah.Faktor penghambat yang muncul yakni (a) terbatasnya kapasitas kemampuan masyarakat pengguna air bersih (b) rendahnya kondisi perekonomian pengguna air bersih. Kata kunci : pengelolaan, air bersih, berbasis masyaraka