ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU POST SC ATAS INDIKASI KETUBAN PECAH DINIDI RUANGAN SASANDO RSUD Prof.DR.W.Z.JOHANES KUPANG TANGGAL 23 – 26 MARET TAHUN 2016.

Latar Belakang :Ketuban pecah dini sebagai salah satu penyebab infeksi yang dapat menyebabkan kematian bagi ibu.Section Caesarea berasal dari perkataan latincaedere yang artinya memotong. Pertolongan operasi persalinan merupakan tindakan dengan tujuan untuk menyelamatkan ibu maupun bayi. Bahaya infeksi setelah operasi persalinan masih tetap mengancam sehingga perawatan setelah operasi memerlukan perhatian untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian (Manuaba,1998).Jumlah ibu post seksio sesarea dari bulan Januari – Desember 2015 di Ruangan Sasando sebanyak 388 orang dan ibu dengan indikasi ketuban pecah dini sebanyak 127 orang (Rekam Medik RSUD Prof. DR. W.Z.Johanes Kupang, 2015). Tujuan: Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas post SC dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan secara kompherensif. Metode: Deskriptif, rancangan penelitian : Studi Kasus. Populasi : Semua ibu post SC atas indikasi ketuban pecah dini yang dirawat di Ruangan Sasando RSUD Prof. DR. W.Z.Johanes Kupang. Sampel: Seorang ibu post SC atas indikasi ketuban pecah dini yang dirawat di Ruangan Sasando RSUD Prof. DR. W.Z.Johanes Kupang pada tanggal 23 -26 Maret 2016. Simpulan: Dari hasil pengkajian sampai dengan evaluasi, asuhan kebidanan pada Ny.N.N P1A0AH1 post SC atas indikasi Ketuban Pecah Dini selama proses perawatan 4 hari diruang Sasando tidak terjadi komplikasi, dan keadaan bayi lahir hidup, BB: 1400 gram, PB: 41 cmdi rawat di Ruangan NICU. Evaluasi akhir yang didapat yaitu keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, tanda-tanda vital dalam batas normal, kontraksi uterus baik, sudah dilakukan perawatan luka operasi, tidak ada perdarahan pada luka operasi, tidak ada tanda-tanda infeksi, pasien diperbolehkan pulang dan dipesan untuk datang control 3 hari lagi yaitu pada tanggal 29 Maret 2016. Setelah pasien pulang, penulis melakukan kunjungan selama 2 hari dan keadaan ibu sudah membaik, ibu juga tidak mengeluh sakit pada luka operasi sehingga bisa menyusui bayinya, dan setelah diberi konseling mengenai metode berbagai macam kontrasepsi, ibu dan suami memilih implant sebagai alat kontrasepsi