PELAKSANAAN PROGRAM EMAS (EXPANDING MATERNAL AND NEONATAL SURVIVAL) PUSKESMAS KABUPATEN MALANG (Studi Kasus di Puskesmas Permata Turen)

Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah keterlambatan mendapatkan penanganan di tempat rujukan. Peningkatan kemampuan puskesmas dalam penanganan gawat darurat dan peningkatan sistem rujukan yang efektif dapat mencegah kematian dan kesakitan ibu dan bayi baru lahir. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pelaksanaan program EMAS di Puskesmas Kabupaten Malang. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan pendekatan studi kasus di Puskesmas Permata Turen. Data diambil dengan wawancara mendalam (in-dept interview), observasi dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program EMAS dibentuk dalam rangka menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Inti pelaksanaan program ini yaitu meningkatkan pelayanan dan rujukan yang efektif dan efisien pada kasus kegawatdaruratan. SOP telah digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan rujukan. Angka kematian ibu di puskesmas mengalami peningkatan sebesar 5 kasus pada tahun 2013, meskipun demikian program ini meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para bidan dalam menangani kasus kegawatdaruratan, jumlah pasien bersalin mengalami peningkatan sebesar 15% pada tahun 2013, dan puskesmas pernah dijadikan tempat studi banding. Dalam pelaksanaannya, pemberian informasi ke tempat rujukan menggunakan sijariemas dinilai kurang efektif, belum adanya dokter spesialis serta dokter jaga sehingga kesulitan dalam melakukan konsultasi pada kasus gawatdarurat, selain itu sosialisasi yang belum menyeluruh terhadap petugas rumah sakit rujukan menyebabkan adanya missed komunikasi pelaksanaan rujukan. Kata kunci: gawat darurat, maternal-neonata