AKTIVITAS KOMUNIKASI DALAM TERAPI ANAK AUTIS (Studi kasus mengenai aktivitas komunikasi pada proses terapi tata perilaku Applied Behaviour analysis di Sekolah Luar Biasa (SLB) Bina Anggita Yogyakarta)

Autisme adalah salah satu defisit perkembangan pervasif pada anak yang disebabkan oleh gangguan perkembangan otak yang ditandai dengan ciri pokok yaitu terganggunya perkembangan interaksi sosial, bahasa dan wicara, serta munculnya perilaku yang bersifat repetitif, stereotipik dan obsesif. Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kualitatif yang artinya penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku individu atau sekelompok orang. Dengan metode yang digunakan adalah studi kasus. Penelitian menggunakan teknik purposive sampling dengan mengambil sampel sebanyak 5 guru kelas dan 4 orang tua murid siswa autis Bina Anggita Yogyakarta. Purposive sampling yaitu teknik pengambilan data secara sengaja dengan menetukan sendiri sampel yang akan diambil dengan beberapa pertimbangan, serta teknik pengumpulan data me;iputi wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Disini peneliti lebih dominan dengan teknik pengumpulan data secara wawancara karena dengan wawancara peneliti dapat menggai beberapa data yang ada. Disini peneliti menggunakan validitas data yaitu triangulasi sumber, karena cara ini mengarahkan peneliti agar didalam mengumpulkan data wajib menggunakan beragam sumber data yang tersedia. Serta teknik analisis data yang digunakan berupa analisis interaktif meliputi pengumpulan data, reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini berupaya mengkaji bagaimana aktivitas komunikasi yang dilakukan pada tata perilaku Applied Behavior Analysis oleh anak-anak autis. Adapun tata perilaku yang dipergunakan antara lain mencakup pelatihan percobaan,pelatihan respon pivotal,pengajaran incidental,pengembangan kefasihan, dan yang ke lima perilaku verbal. Kegiatan penelitian ini dilakukan di sekolah autis Bina Anggita Yogyakarta. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa guru dan orang tua sangat berpengaruh terhadap perkembangan perilaku anak autis. Dengan menggunakan metode ABA ini, hampir semua anak autis bisa dikatakan sukses dalam berperilaku. Biasanya hambatannya adalah tidak ada komunikasi yang baik antara orang tua dan guru