UNSUR PREMANISME DALAM FILM (Analisis Isi pada Film Sang Martir Karya Helfi Kardit)

Premanisme menjadi sebuah permasalahan sendiri diIndonesia. munculnya premanisme di Indonesia memang bermula pada perekonomian yang sulit dan banyaknya pengangguran di sekitar kita. Namun jika kita cermati untuk saat ini, faktor utama kemunculan premanisme adalah karena minimnya sebuah pendidikan dan kurangnya penanaman moral yang baik bagi rakyat. Sehingga hal itu menyebabkan terjadinya kemerosotan moral yang begitu memprihatinkan bangsa ini. Faktor-faktor inilah yang menjadi kunci dari munculnya tindakan premanisme. Film Sang Martir karya Helfi Kardit merupakan salah satu film yang menggambarkan sedikit banyak tentang dunia premanisme yang ada di kota besar. Dari sinilah peneliti tertarik untuk mengetahui unsur premanisme yang terkandung dalam film Sang Martir karya Helfi Kardit ini. Rahmawati (2002) menerangkan preman adalah kelompok masyarakat kriminal, mereka berada dan tumbuh di dalam masyarakat karena rasa takut yang diciptakan dari penampilan secara fisik juga dari kebiasaan-kebiasaan mereka menggantungkan kesehariannya pada tindakan-tindakan negatif seperti ancaman, pemaksaan, pemerasan, pemukulan dan pencurian yang berlangsung secara cepat dan spontan. Film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita selluloid, pita video, piringan video dan atau bahan hasil temuan teknologi lainnya dalam bentuk, jenis, ukuran, melalui kimiawi, proses elektronik atau proses lainnya atau tanpa suara yang dapat mempertunjukkan atau ditayangkan dengan system proyeksi mekanik, elektronik dan atau lainnya (Baksin, 2003:6). Penelitian ini menggunakan metode analisis isi. Kategorisasi yang terdapat dalam analisis ini terdiri dari kategorisasi ancaman, pemaksaan, pemerasan, pencurian dan pemukulan. Unit analisis dalam penelitian ini terdiri dari adegan dan dialog, sedangkan satuan ukurnya adalah scene. Analisis data yang digunakan dengan menggunakan analisis isi yang dimulai dengan melakukan pengkodingan yang dibantu oleh dua orang koder. Untuk menguji keabsahan datanya, uji reliabilitas yang digunakan menggunakan uji reliabilitas Holsty dan Scott Pi. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa Dari keseluruhan scene, peneliti menemukan sebanyak 27 scene atau 20,61% yang mengandung unsur premanisme. Dari 27 scene pada film Sang Martir yang mengandung unsur premanisme, terdapat 9 scene atau 6,87% yang sesuai dengan kategori ancaman. Untuk kategorisasi pemaksaan ditemukan sebanyak 11 scene atau 8,40%, sedangkan untuk kategorisasi pemukulan ditemukan sebanyak 7 scene atau 5,34% dan tidak ditemukan scene yang mengandung kategori pemerasan dan pencurian. Scene yang mengandung kategori pemaksaan mendominasi dari unsur premanisme dalam film Sang Martir. Dari unsur pemaksaan ini dapat diartikan bahwa pada film Sang Martir unsur premanismenya lebih sarat akan pemaksaan. Dimana dapat diambil contoh pemaksaan yang dilakukan yaitu ketika anak-anak panti asuhan dipaksa menjadi pengemis atau pengamen jalan oleh Rambo. Ada juga pemaksaan yang dilakukan ketika adik Rambo memaksa adik Rangga untuk melayani nafsu bejatnya. Dari adanya sebab akibat itulah menunjukkan bahwasannya Rambo dianggap sebagai perwujudan premanisme dalam film Sang Martir ini