PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEPEMIMPINAN SITUASIONAL KEPALA MADRASAH TERHADAP KINERJA GURU TETAP YAYASAN PADA MADRASAH IBTIDAIYAH SWASTA DI KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMAN

Motivasi kerja, kepemimpinan kepala madrasah, dan kinerja guru merupakan faktor yang menentukan keberhasilan pada satuan pendidikan, dan pada gilirannya akan menentukan mutu madrasah. Oleh karena itu, ketiga faktor tersebut perlu mendapat perhatian dan dukungan yang serius dari berbagai pihak terutama dalam rangka mencapai mutu pendidikan perlu adanya peningkatan kualitas dari komponen yang terlibat dalam proses pendidikan, dalam hal ini guru yang terlibat langsung dalam proses pendidikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja GTY, (2) pengaruh kepemimpinan situasional terhadap kinerja GTY, dan (3) pengaruh motivasi kerja dan kepemimpinan situasional secara bersama-sama terhadap kinerja GTY. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan populasi guru non-ASN dalam hal ini guru GTY (Guru Tetap Yayasan) pada MIS yang ada di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman sebanyak 49 orang. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yang ada sehingga penelitian ini termasuk penelitian populasi. Variabel penelitian ini terdiri atas dua variabel bebas yaitu: motivasi kerja (X1) dan kepemimpinan situasional kepala madrasah (X2), dan satu variabel terikat yaitu: kinerja guru (Y). Data dikumpulkan dengan menggunakan metode angket dengan skala Likert. Uji persyaratan analisis menggunakan uji normalitas, uji linieritas, multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi sederhana dan regresi ganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) motivasi kerja berpengaruh secara positif terhadap kinerja guru dengan kontribusi sebesar 44,1%, (2) kepemimpinan situasional kepala madrasah berpengaruh secara positif terhadap kinerja guru dengan kontribusi sebesar 46,6%, dan (3) motivasi kerja dan kepemimpinan situasional kepala madrasah berpengaruh secara bersama-sama terhadap kinerja guru sebesar 57,2%, sedangkan selebihnya sebesar 42,8% ditentukan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Dengan adanya pengaruh positif dari variabel tersebut dan mendapat dukungan dari berbagai pihak diharapkan kualitas guru dapat meningkat sehingga mutu pendidikan dapat tercapai