Memahami Generasi Z Melalui Etnografi Virtual

Percakapan di instagram antara dosen dan mahasiswa kadang menjadi masalah bila dosen beranggapan bahwa mahasiswa sekarang “bebas banget” ketika berkomunikasi dengan dosennya di ruang virtual. Percakapan itu sebenarnya mewakili sang dosen yang berbeda generasi dengan mahasiswanya. Mahasiswanya yang kelahiran 2000 dan sang dosen kelahiran 1981, dua generasi ini dapat disebut pertemuan generasi Z dan Y. Identitas seseorang yang dahulu merupakan cerminan diri atas keluarga, gender, budaya, etnis dan proses sosialisasi dalam dunia teknologi komunikasi yang dimunculkan dalam media sosial, identitas dapat dibuat oleh seseorang dengan sekenanya yang disebut identitas virtual. Seperti halnya ruang perbedaan karakteristik yang paling signifikan antara generasi X, Y dan Z dalam mengakses teknologi media bertumpu pada ranah digital. Bagi generasi Z, informasi dan teknologi adalah hal yang sudah menjadi bagian dari kehidupan mereka, karena mereka lahir dimana akses terhadap internet sudah menjadi budaya global, sehingga berpengaruh terhadap nilai dan pandangan tujuan hidup mereka. Dimana generasi Z biasanya menyukai sesuatu yang out of the box, cenderung overconfidence, berani mengungkapkan pendapat, baik langsung ataupun lewat media sosial. Dunia digital menciptakan perubahan yangsubtantif dalam sistem interaksi antar individu yang di mediasi teknologi seperti smartphone yang cukup menghilangkan batas-batas identitas dalam konsep lama itu sendiri. Tulisan ini berusaha mengungkap dari sudut bagaimana memahami generasi Z dari sisi etnografi virtual