PERBUATAN MELANGGAR HUKUM DALAM PELAYANAN KESEHATAN (ANALISIS PUTUSAN PN NO.38/PDT.G/2016/PN.BNA DAN PUTUSAN KASASI NO.1550 K/PDT/2016)

PMH/perbuatan melanggar hukum merupakan perbuatan yang tidak hanya sebagai suatu perilaku yang bertentangan dengan hak orang lain akan tetapi juga berkaitan dengan pelanggaran akan kewajiban terhadap hukum sehingga mengakibatkan orang lain mengalami kerugian akan perbuatan tersebut. PMH sendiri telah banyak diartikan oleh para ilmuan-ilmuan sebelumnya. Dalam kasus putusan pengadilan beserta putusan kasasi akan memberikan pengalaman dan pengetahuan lebih mendalam tentang perbuatan melawan hukum yang berada di Indonesia, dengan rumusan masalahnya yakni bagaimana kajian korelatif pasal 1365 KUHPerdata tentang perbuatan melawan hukum terkait pelayanan kesehatan dan bagaimana cara pmenuhan unsur-unsur perbuatan melawan hukum dari kedua kasus tersebut. Disini saya sebagai peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan metode hukum normative yang bersumberkan dari data primer dan sekunder. Disini saya melakukan pendekatan dengan tehnik pendekatan berbasis pustaka. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kedua kasus ini memiliki perbedaan yang signifikan, kasus yang berada di banda aceh dengan putusan nomer 30/pdt.g/ 2016/pn.bna pengadilan mengabulkan sebagain permohonan penggugat dan menolak sebagain penggugat dengan menjatuhkan sanksi kepada tergugat untuk membayar denda yang telah disepakati bersama. Untuk kasus nomer 1550.k/ pdt/2016 pengadilan memutuskan menolak seluruh gugatan penggugat dengan membebankan baiaya persidangan kepada penggugat. Dari kedua case ini menunjukkan adanya perbuatan melawan hukum dan telah memenuhi seluruh unsur perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh ahli kesehatan dan dikarenakan kurangnya pengawasan dan rendahnya tingkat profesionalisme dari tenaga ahli kesehatan yang menangani pasien. Kesimpulannya adalah seluruh tergugat telah melakukan kesalahan yang nyata karena dengan sengaja melakukan perbutan kelalaian tanpa mempertimbangkan dampak dari perbuatan tersebut sehingga mengakibatkan orang lain mengalami kerugian yang sangat besar baik dari kasus di banda aceh dengan meninggalnya korban dan anak korban karena keterlambatan penanganan dan kasus yang berada di bandung pasien mengalami kecacatan seumur hidup karena dengan jelas dokter/tergugat telah melakukan kelalaian karena sikap tidak professional dalam penangan dan kurangnya komunikasi dan/informe concent kepada pasien