BSB GARDEN MALL

Faktor urbanisme yaitu kepadatan penduduk di kota Semarang semakin bertambah setiap tahunnya. Dinas kependudukan dan pencatatan sipil (Dispendukcapil) mencatat selama 3 tahun terakhir pada Desember 2016 sebanyak 1.648.279 jiwa, pada Desember 2017 sebanyak 1.658.552 jiwa, dan pada Desember 2018 sebanyak 1.668.578 jiwa. Angka tersebut memperlihatkan jumlah stabil di angka 10.000 jiwa. Akibatnya ketersediaan lahan kosong di kota Semarang semakin menurun dan menjadikan penduduk yang awalnya berada di pusat kota mulai menyisir ke bagian pinggiran kota dan memicu terjadinya urban sprawl. Faktor urban sprawl sendiri yang menjadi sebab lahirnya kota satelit. Kota satelit di kota Semarang dipantau dan diawasi oleh pemerintah kota Semarang sehingga wilayah sub kota tersebut diikat dengan peraturan atau regulasi. Salah satu kota satelit yang akan dipilih dalam proyek kali ini adalah wilayah kota satelit BSB city Semarang. Wilayah BSB Semarang termasuk ke dalam sub pusat pelayanan kota dimana diharuskan terdapat sarana lingkungan perkotaan salah satunya sarana perdagangan dan jasa. Berjarak lebih dari 14 kilometer dari pusat kota membuat Kawasan BSB jauh dari pusat perbelanjaan seperti mal. Faktor inilah yang mendasari proyek ini dalam pengadaan serta perancangan pusat perbelanjaan. Bukan hanya itu saja, faktor antusias masyarakat dan alasan Kawasan hijau serta ekosistem hutan karet yang lamban laun kian menghilang karena akibat perkembangan kota yang tidak dapat dihentikan maka mendasari ide pembuatan pusat perbelanjaan dengan tema taman didalamnya diharapkan kesan masyarakat akan keasrian Kawasan BSB masih tetap ada walaupun dalam beberapa tahun kedepan Kawasan BSB semakin ramai dan lingkungan yang dulu dikenal hijau akan semakin berkurang. Dengan berlandaskan pada pertanyaan terkait dengan masalah arsitektur dan desain seperti bagaimanakah cara menciptakan keterkaitan (relevansi) atau hubungan timbal balik antara bangunan mal dengan ekosistem buatan yang layak, bagaimana membuat bangunan mal yang nyaman bagi pengguna namun juga nyaman untuk ekosistem buatan didalamnya serta Bagaimanakah teknologi dan desain yang seharusnya diterapkan untuk sebuah objek bangunan yang terdapat sebuah ekosistem. Sehingga dapat diketahui seperti bagaimanakah desain yang akan dirancang serta dapat diketahui pula manfaatnya terkait dengan kenyamanan pengguna, kebutuhan masyarakat yang saat ini diperlukan, dapat menjadi sebuah identitas kawasan, serta manfaat seperti dapat dijadikan sarana untuk rekreasi atau refreshing keluarga dan tempat titik pertemuan bagi individu maupun kelompok. Perencanaan proyek ini memuat gambaran umum kawasan mulai dari definisi, karakteristik, sampai dengan utilitas yang tersedia dan juga yang akan digunakan, gambaran umum ruang kota maupun wilayah tersebut, pemrograman dari perencanaan proyek seperti bagian Analisa pengguna sampai bangunan hingga ke Analisa lingkungan site eksisting. Diperkuat pula dengan landasan teori yang menjawab pertanyaan tentang permasalahan desain dan pendekatan serta landasan perancangan pada bangunan yang akan dibangun