Pengaruh Kadar Air Pada Parameter Geser Tanah Organik yang Distabilisasi dengan Limbah Karbit dan Abu Ampas Tebu

Tanah organik terbentuk oleh pelapukan tumbuhan dan binatang yang memiliki sifat-sifat fisika dan mekanika sangat buruk. Oleh sebab itu, perbaikan tanah organik perlu diupayakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektifitas bahan stabilisator limbah karbit (CCR) dan abu ampas tebu (AAT) untuk stabilisasi tanah organik, dan melakukan investigasi mengenai pengaruh kadar air terhadap perubahan parameter geser tanah organik yang distabilisasi dengan CCR dan AAT. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan serangkaian pengujian laboratorium. Pertama pengujian komposisi kimia tanah organik, limbah karbit, dan abu ampas tebu. Kedua pengujian sifat mekanika tanah yang meliputi pengujian kohesi dan sudut gesek dalam tanah asli maupun tanah yang distabilisasi CCR dan AAT. Tanah organik dicampur dengan bahan tambah (60%CCR + 40%AAT) dengan proporsi : 5,10,15,20,25, dan 30% pada kadar air yang berbeda (468%, 518%, dan 568%) dan diperam dalam waktu : 7,14,21 dan 36 hari. Kemudian tanah yang sudah distabilisasi diuji geser langsung untuk menentukan parameter geser. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kohesi (c) dan sudut gesek dalam (ϕ) meningkat proporsional dengan peningkatan kadar bahan tambah. Zona aktif terlihat pada kadar bahan tambah antara 10 s.d. 20%, yang berarti kadar bahan tambah optimum terjadi pada proporsi 20%. Peningkatan parameter geser tersebut juga proporsional terhadap waktu pemeraman. Sampai dengan waktu peram 36 hari, parameter geser terus meningkat. Namun demikian perubahan kadar air tidak banyak berpengaruh pada peningkatan parameter geser tanah yang distabilisasi