LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR RUMAH MANDIRI LANSIA DI KABUPATEN SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki presentase penduduk lansia tertinggi jika dibandingkan provinsi lain di Indonesia. Selain itu Yogyakarta juga menempati presentase lansia dengan ketelantaran tertinggi salah satunya di Kabupaten Sleman, DIY. Untuk itu perlu adanya sebuah wadah atau bangunan yang diperuntukkan untuk lansia, agar hidup lansia di hari tua nyaman, terjamin dan berkualitas. Maka untuk mewujudkannya, diperlukan beberapa pertimbangan. Pertimbangan-pertimbangan tersebut dimulai dari lansia yang mengalami berbagai perubahan secara kognitif, motorik dan psikologi. Perubahan-perubahan tersebut membuat lansia tidak nyaman, tidak bahagia dan timbul perasaan-perasaan negative lainnya. Dengan demikian, sebuah wadah atau bangunan untuk lansia bukan hanya menjadi bangunan, tapi juga sebagai rumah, dimana rumah dapat menimbulkan rasa nyaman sehingga lansia dapat beradaptasi dengan perubahan dalam dirinya dan lingkungan barunya. Suasana seperti di rumah atau suasana homey ini kemudian akan dipadukan dengan unsur alam atau disebut arsitektur biofilik dapat digunakan untuk lebih menyamankan lansia. Unsur alam selain dalam bangunan selain membuat lansia nyaman, memelihara unsur alam di dalam bangunan dapat menjadi kegiatan atau aktivitas untuk lansia. Lansia yang tetap menjalankan aktivitas dan bergerak di hari tua, sehinga proses degenerasi dalam tubuhnya akan melambat sehingga lansia dapat lebih bugar, bahagia dan panjang umur. Dengan kata lain, suasana homey dalam bangunan dan perpaduan unsur alam pada bangunan juga dapat mendorong produktivitas para lansia. Merasa nyaman dan bahagia akan membuat lansia lebih bersemangat untuk beraktivitas sehingga walaupun di usia senja, lansia tetap dapat produktif dan mandiri