KOMUNIKASI PEMASARAN DALAM MEMBENTUK BRAND AWARENESS DI KOTA PADANG (Studi Kasus pada Minang Mart Cabang G-Sport dan Express Amaris)

Perkembangan zaman pada masa era globalisasi saat ini banyak sekali perubahan yang terjadi didalam kehidupan manusia. Baik dari segi politik, ekonomi, bisnis, maupun gaya hidup dalam bermasyarakat. Perubahan ekonomi saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat terutama dibagian dunia bisnis. Apapun bisnis yang digeluti tidak terlepas dari yang namanya pemasaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi promosi dan hambatan komunikasi pemasaran dalam membentuk brand awareness Minang Mart cabang G-Sport dan Express Amaris di Kota Padang, dengan menggunakan teori model komunikasi pemasaran terintegrasi (IMC) oleh Takada, Chattalas, dan Karner. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus dan menggunakan paradigma konstruktivisme. Subjek dalam penelitian ini dipilih dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan mewawancarai dan mengobservasi Minang Mart pusat, Minang Mart cabang G-Sport dan Express Amaris di Kota Padang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Minang Mart menggunakan model komunikasi pemasaran terintegrasi (IMC) dalam kegiatan strategi komunikasi promosi yaitu periklanan menggunakan media cetak di koran Rakyat Sumbar, media online/sosial Facebook @Minang Mart App dan Instagram @minangmart_sumbar dan #minangmartpadang, promosi penjualan berupa pemberian promo produk, publisitas dan hubungan masyarakat menggunakan media cetak di koran Rakyat Sumbar dan secara face to face, penjualan pribadi dengan memperkenalkan produk UMKM kepada konsumen Minang Mart, pemasaran langsung berupa komunikasi mulut ke mulut, acara dan pengalaman berupa pemberian promo di acara HUT RI. Hambatan yang terjadi selama melakukan kegiatan strategi komunikasi promosi yaitu pihak Minang Mart kesulitan dalam memilih pemasaran yang tepat dan aman dalam memasarkan produknya, kesulitan biaya dalam melakukan kegiatan pemasaran, memiliki anggaran terbatas, dan bentuk kemasan dari produk UMKM yang sangat biasa dan merek beserta logonya kelihatan tidak menarik