Konsep Poligami Menurut Muhammad Syahrur dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Hukum perkawinan di Indonesia

Muhammad Syahrur adalah tokoh revolusioner yang menawarkan berbagai inovasi-inovasi produk hukum yang baru dalam kancah kajian keislaman. Salah satunya adalah poligami dimana konsep poligami menurut Syahrur ini relevan dan komatebel untuk di terapkan dimasa sekarang ini. Fokus pembahasan dalam skripsi ini adalah untuk mengetahui bagaimana konsep poligami Muhammad Syahru, metode istinbath hukum Syahrur dalam konsep poligaminya, serta untuk mengetahui sejauh mana pengaruhnya terhadap pemikiran hukum perkawinan di Indonesia yaitu CLD KHI (Counter Legal Drafting Kompilasi Hukum Islam). Penelitian ini termasuk penelitian jenis kepustakaan (Library research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat Deskriptif-analitis. Yaitu penelitian dengan mengumpulkan data mengenai konsep poligami Muhammad Syahrur dan mendeskripsikannya sekaligus menganalisis secara bersamaan. Penelitian ini menggunakan dua sumber data, yaitu sumber data primer yang berupa Kitab karya Muhammad Syahrur yang berjudul al-Kitab wa al-Qur’an dan data sekunder yang berupa al-Qur’an, Hadits, internet, dokumen resmi yang berkaitan dengan penelitian, dan buku-buku yang menerangkan mengenai konsep poligami Muhammad Syahrur. Hasil penelitian ini menunjukkan syarat dibolehkannya poligami menurut Muhammad Syahrur yang menggunakan analisis Paradigmatik-Sintagmatis dan metode teori batas dalam menafsirkan ayat poligami ada tiga yaitu; Pertama batasan Kam (Kuantitas) yaitu batas maksimal wanita yang dinikahi dalam waktu bersamaan adalah empat. Kedua batasan Kaif (kualitas) yaitu istri kedua, ketiga, dan keempat harus wanita Janda yang memiliki anak yatim. Ketiga mampu berlaku adil terhadap istri (istri pertama dan janda) serta kepada anak-anaknya (anak dari istri pertama dan anak yatim). Sedangkan pengaruh konsep poligami Muhammad Syahrur terhadap pemikiran Hukum Perkawinan Indonesia terletak pada pertama, penolakan pendapat ulama’ klasik dalam segi materi dan segi metodologi yang tidak relevan lagi untuk diberlakukan di zaman yang modern seperti sekarang ini. Kedua, pemaknaan poligami sebagai permasalahan kemanusiaan. Kata Kunci: Poligami, Muhammad Syahrur, Pemikiran Hukum Perkawinan di Indonesi