STRATEGI PENGEMBANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH BMT MUBARAKAH UNDAAN KUDUS

Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui strategi pengembangan lembaga keuangan mikro syariah BMT Mubarakah Undaan Kudus, 2) Untuk menganalisis strategi pengembangan lembaga keuangan mikro syariah BMT Mubarakah Undaan Kudus dengan analisis SWOT. Penelitian ini menggunakan Jenis field research dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi dengan informan 3 orang (manajer, karyawan dan anggota). Lokasi penelitian ini BMT Mubarakah Undaan Kudus dengan analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Adapun hasil temuan penelitian ini adalah: 1) Strategi pengembangan lembaga keuangan mikro syariah BMT Mubarakah Undaan Kudus yaitu: melakukan peningkatan sumber daya manusia, lokasi BMT mudah dijangkau oleh anggota dan strategis, memiliki kedisiplinan dalam bekerja, penggunaan modal yang efektif dan pelayanan produk sangat membantu anggota dan juga adanya penguatan teknologi. 2) Strategi pengembangan lembaga keuangan mikro syariah BMT Mubarakah Undaan Kudus dengan analisis SWOT yaitu: Peluang, prospek lembaga keuangan mikro syariah BMT Mubarakah Undaan Kudus cukup baik dari segi usaha maupun dari segi kerjasama dimana anggota yang bagian dari lembaga keuangan mikro syariah BMT Mubarakah Undaan Kudus memiliki kemudahan dalam perekonomian. Dan prospeknyapun dalam masyarakat disambut hanggat karena mempunyai tujuan yang baik dalam memajukan perekonomian umat. Kelemahan, dalam pengadaan aktivitas usaha pengurus dihadapi pada kendala kredit macet dan penunggakan yang sulit diatasi. Namun cara penyelesaian yang diterapkan dengan meenghubungi dan mendatangi lokasi dan pada calon anggota yang melakukan penunggakan diberikan sangsi berupa denda sebesar 5% dari jumlah tunggakan. Kendala yang dihadapi pada unit usaha di lembaga keuangan mikro syariah BMT Mubarakah Undaan Kudus adalah kendala sumberdaya manusia dan kendala operasional. Ancaman, ancamanya yaitu: Banyak persaingan dari lembagalembaga serupa terutama bank besar yang membuka unit unit simpan pinjam. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang syariah, sehingga menyamakan konsep konvensional dengan syariah. Anggapan sebagian masyarakat yang masih negatif terhadap BMT. Tidak adanya lembaga penjamin simpanan di lembaga keuangan mikro syariah BMT Mubarakah Undaan Kudus. Kekuatan, peluang jasa keuangan dan ekonomi berbasis syariah (keuangan syariah) terbuka lebar. Apalagi dengan adanya bonus demografi, dimana kelas menengah tumbuh berkembang dengan pesat. Kebutuhan kelas menengah untuk menabung dan berinvestasi serta terhadap layanan