Aplikasi Data Points Clouds Terretrial Laser Scanner (TLS) BLK 360 untuk Pemodelan Obyek Kadaster 3D

Kepemilikan terhadap ruang mudah dikenali dalam representasi kadaster 3D. Representasi sistem kadaster 3D membutuhkan kerangka teknis dalam hal ketelitian posisi dan syarat-syarat teknis. Dalam sistem kadaster 3D, sistem tinggi yang mempunyai georeferensi pada sistem koordinat tertentu dapat menentukan lokasi properti. Seiring dengan perkembangan kadaster 3D dalam beberapa dekade terakhir, berkembang juga teknologi termasuk akuisisi data kadaster 3D, validasi data, dan visualisasi data untuk memenuhi kebutuhan dasar kadaster 3D. Fokus penelitian ini yaitu pada aspek teknis dalam pembangunan kadaster 3D. Tujuan paper ini yaitu menyediakan data kadaster 3D dalam membangun sistem kadaster digital, validasi, dan pemodelan kadaster 3D. Pengukuran objek kadaster 3D secara teliti, baik secara horizontal dan vertikal didukung oleh teknologi pengukuran yang berkembang sangat pesat, seperti GNSS dan laser scanner. BLK360 adalah Terrestrial Laser Scanner (TLS) yang menggunakan teknologi Inertial Measurement Unit (IMU). Field of view BLK360 yaitu 360o untuk horizontal dan 300o untuk vertikal. Ketelitian titik 3D mencapai 6 mm untuk panjang objek 10 m atau 8 mm untuk panjang objek 20 m. Pengukuran dengan metode TLS yaitu melakukan pemindaian objek dan merekam point clouds 3D untuk membentuk model 3D. Model 3D yang dibutuhkan dalam tatakelola informasi ruang dalam kadaster 3D yaitu geometri 3D berbasis poligon atau volumetrik yang dapat diberi informasi atribut terkait rights, restriction, responsibilities (RRR). Berdasarkan studi ini, BLK360 terbukti sangat efektif dalam akusisi data dan pemodelan 3D untuk mendukung percepatan pembangunan sistem kadaster 3D. Konversi data berbasis clouds menjadi data berbasis geometri 3D masih merupakan tantangan paska akuisisi data. Luas dan volume yang dihasilkan dalam penelitian ini memberikan kontribusi dalam hal posisi dan batasan hak atas ruang dan nilai suatu properti. Kerapatan detil dan luas objek 3D kadaster masih menjadi isu dalam proses registrasi