Pengaruh Pemberian Asam Folat Fase Pre Natal Terhadap Panjang Badan Dan Hipertrofi Jantung Pada Zebrafish Model Stunting Dengan Induksi Rotenon

Stunting adalah gangguan status gizi yang menyebabkan ketidaksesuaian panjang badan menurut umur (PB/U) atau tinggi badan menurut umur (TB/U) sehingga terkesan pendek akibat retardasi pertumbuhan linier. Salah satu efek jangka panjang yang sering terjadi adalah perubahan struktur dan fungsi dari berbagai macam organ tubuh manusia\ud termasuk fungsi kardiovaskuler, antara lain perubahan struktur anatomi jantung yang abnormal berupa hipertrofi jantung. Penyebab terjadinya stunting salah satunya adalah faktor lingkungan antara lain penggunaan pestisida yang tidak rasional dalam bidang pertanian. Pestisida yang dapat ditemukan di Indonesia salah satunya adalah rotenone. Asupan zat gizi baik makronutrien dan makronutrien sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan anak. Salah satu mikronutrien yang dibutuhkan oleh tubuh adalah asam folat. Asam folat mempunyai aktivitas antioksidan yang dapat menghambat terjadinya stress oksidatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian asam folat fase pre natal terhadap panjang badan dan hipertrofi jantung pada zebrafish model stunting dengan induksi rotenone. Embrio zebrafish paparan rotenone dan asam folat diberikan mulai usia 0-2 hpf sampai 72 hpf (hour post fertilization). Hasil analisa statistik menunjukkan pada usia 3, 6 dan 9 dpf (day post fertilization) kelompok asam folat dengan konsentrasi 50, 70 dan 100 μM memiliki panjang badan yang lebih tinggi dan berbeda secara signifikan jika dibandingkan dengan kelompok rotenone (signifikansi p>0,05). Sedangkan pada hipertrofi jantung kelompok asam folat dengan konsentrasi 50, 70 dan 100 μM memiliki rerata hipertrofi jantung yang lebih rendah dari kelompok rotenone namun hanya terjadi perbedaan yang signifikan pada 3 dpf (signifikansi p>0,05)