Meningkatkan kemandirian melalui pendampingan konseling sebaya (peer counseling) untuk santri di pondok pesantren Darunnajah Karangploso Malang

Sikap mandiri sangatlah penting bagi anak yang memasuki masa remaja. Kemandirian merupakan salah satu tujuan yang hendak dicapai oleh setiap orang. Sikap mandiri ini dapat mengarahkan diri individu kearah yang lebih positif, serta mampu melatih individu memiliki kebiasaan melakukan tindakan yang baik dan juga mengatur setiap tindakannya (Niswara & Setyawati, 2016). Pada perspektif pendidikan Nasional, pondok pesantren merupakan salah satu subsistem pendidikan yang memiliki karakteristik khusus. Pondok pesantren adalah alternative terbaik dalam dunia pendidikan untuk mencetak seorang anak tumbuh kembang menjadi pribadi yang religious, disiplin dan mandiri (Munawarah, 2016). Namun, kenyataan dilapangan tantangannya sangat berat, sehingga diperlukan program pendukung dalam efektifitas peningkatan sikap kemandirian pada santri salah satunya adalah konseling sebaya (peer counseling) (Mastroleo, Turissi, Carney, Ray & Larimer, 2011). Pengabdian masyarakat ini akan dilakukan di Pondok Pesantren Darunnajah Karangploso Malang, dengan jumlah Santri sebanyak 812 orang. Metode yang digunakan adalah action research, untuk menemukan model Konseling sebaya yang efektif dalam meningkatkan kemandirian Santri. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model konseling sebaya (peer counseling) di Pondok Pesantren Darunnajah Malang memberikan dampak antara lain: pertama; Mengajarkan ketrampilan pada pemecahan masalah Santri dengan teman sebayanya. Kedua; Belajar dan mengontrol perilaku. Ketiga; Teman sebaya mampu memberikan dukungan sosial, moral dan emosional. Keempat; Kelompok teman sebaya mampu memberikan dukungan sosial dan motivasi